Pembelajaran matematika bukan sekedar mempelajari pengetahuan tentang berhitung, melainkan juga diharapkan agar siswa dapat melatih cara berpikir logis, kritis dan juga sistematis. Oleh karena itu, kemampuan yang harus dimiliki oleh setiap siswa yaitu kemampuan pemecahan masalah. Pelajaran matematika berbasis masalah seringkali disajikan pada bentuk soal cerita yang mencakup permasalahan-permasalahan kontekstual yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari siswa yang dapat diselesaikan dengan menggunakan metode matematika. Di Indonesia, masih banyak siswa yang mengalami kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita matematika. Untuk memudahkan analisis kemampuan pemecahan masalah yang dilakukan siswa, maka peneliti menggunakan klasifikasi kesalahan menurut teori Polya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah siswa dalam menyelesaikan soal cerita menurut teori Polya. Metode penelitian ini menggunakan metode kombinasi dengan explanatory sequential design diawali dengan pengumpulan data kuantitatif kemudian dilanjutkan dengan pengumpulan data kualitatif untuk membantu menjelaskan dan menguraikan hasil yang diperoleh oleh data kuantitatif yang dilakukan di SMA Daarut Tasbih Kabupaten Tangerang dengan subjek sebanyak 5 siswa. Hasil penelitian ini yaitu terdapat 2 siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tingkat tinggi, 1 siswa dengan kemampuan pemecahan masalah tingkat sedang, dan 2 siswa kemampuan pemecahan masalah tingkat rendah.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2022