Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan perubahan perkembangan budaya masyarakat Surabaya terhadap makam-makam keramat dari segi mistis, ontologis dan fungsional. Teori yang digunakan adalah teori yang dibuat oleh C.A.van Peursen. Metode penelitian yang digunakan deskriptif kualitatif. Pencarian data primernya dengan wawancara dengan juru kunci, masyarakat sekitar, dan pengunjung makam. Sampel makam yang diteliti yaitu makam Eyang Kudo Kardono, Eyang Windu, makam Sawunggaling, makam Joko Jumput, makam Eyang Gusti Wongso Negoro. Data sekunder mengunakan buku Folklore Surabaya dan buku-buku yang terkait. Hasilnya dimensi mistis, ontologis, dan fungsional terealisasi di lima makam keramat. Pada aspek mistis, banyak pengunjung makam yang percaya atas kesaktian tokoh yang ada di makam tsb bisa mengabulkan semua permintaan, asalkan pengunjung memenuhi syarat. Saat itu pengunjung melakukan ritual-ritual mistis. Pada aspek ontologis, pemikiran masyarakat tidak bergantunglagi pada hal-hal gaib , mereka tidak menaruh sesajen di makam. Namun mereka hanya melakukan ziarah makam, slametan. Masyarakat sudah bisa berpikir logis dan hidup berdampingan dengan kehidupan nyata. Aspek fungsional terlihat dari masyarakat yang memfungsikan makam-makam tsb. sebagai objek ilmu pengetahuan, objek wisata religi, objek wisata budaya.
Copyrights © 2021