Kampung Batik Laweyan merupakan suatu kawasan permukiman yang unik, spesifik, dan bersejarah, yaitu menjadi kampung yang terkenal dengan kerajinan batik. Proses membatik dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pemolaan, pemalaman, selanjutnya pewarnaan celup, pelorodan atau penghilangan lilin batik dan yang terakhir adalah finishing. Proses perwarnaan batik menggunakan pewarna alami dan pewarna sintetik. Kandungan logam berat yaitu timbal pada pewarna batik sintetik memberikan dampak resiko kesehatan bagi para pekerja yang terpapar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kadar timbal pada pekerja pewarna batik di Laweyan. Penelitian dilakukan secara deskriptif, dengan jumlah responden sebanyak 21 sampel. Sampel darah diambil sebanyak 3 ml menggunakan vacuum tube EDTA. Selanjutnya sampel dimasukkan dalam ice box yang sudah dilengkapi ice gel untuk dibawa ke Laboratorium Hematologi STIKES Nasional guna dilakukan pemeriksaan profil hematologi dengan menggunakan hematology analyzer. Sampel darah selanjutnya dikirim ke Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Yogyakarta untuk pemeriksaan kadar timbal menggunakan spektrofotometer serapan atom. Pembacaan hasil diperoleh sebanyak 6 sampel memiliki kadar timbal lebih dari 10 µL/dL; 10 sampel memiliki kadar timbal kisaran 1-10 µL/dL dan 5 sampel memiliki kadar timbal dibawah 1 µL/dL. Kadar timbal dalam darah melebihi 10 µL/dL terindikasi adanya kemungkinan keracunan timbal.
Copyrights © 2023