Masyarakat yang mengalami permasalahan status gizinya, pada hakikatnya juga merupakan permasalahan kesehatan di Indonesia. Kondisi ini membuat penanggulangannya tidak hanya dari aspek pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja. Laporan masalah gizi kurang pada balita dari indeks BB/U di wilayah kerja Puskesmas Paccerakkang pada bulan April 2021 sebanyak 218 kasus. Salah satu metode menanggulangi permasalahan gizi tersebut adalah memanfaatkan pangan lokal yaitu ubi ungu. Ubi ungu diketahui sebagai bahan pangan fungsional karena kandungan antosianin yaitu 110,15mg/100g dan berfungsi sebagai antioksidan yang akan dimanfaatkan menjadi kue kering kutem dan minuman biunik. Tujuan pengabmas ini adalah mengetahui perubahan pengetahuan dan sikap serta meningkatkan kapasitas ibu rumah tangga dalam memanfaatkan ubi ungu menjadi produk fungsional berupa kue kering kutem dan minuman biunik. Kegiatan ini dilakukan dengan memberikan pelatihan melalui media modul, video proses pembuatan produk dan praktik mandiri pengolahan kue kering kutem dan minuman biunik. Hasil yang diperoleh bahwa pengetahuan peserta tentang pemanfaatan ubi ungu sebagai pangan fungsional meningkat dari 40% menjadi 80%. Sikap peserta dari aspek inovasi produk ada 20% tidak setuju dan aspek kualitas produk ada 35% tidak setuju dan setelah post-test 100% peserta setuju. Hasil uji Wilcoxon ρ = 0,0000, artinya terdapat pengaruh pelatihan dan praktek pemanfaatan ubi ungu terhadap pengetahuan peserta. Semua peserta praktik mandiri di rumah. Aktivitas pengabdian masyarakat ini berakibat positif bagi peserta dan warga sekitar, sehingga peserta menguasai pemanfaatan ubi ungu menjadi produk fungsional agar dapat tingkatkan kapasitas peserta.
Copyrights © 2023