Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

The Relationship of Diet Knowledge and Type 2 Diabetes Mellitus Compliance with Long Prolanis Participation Lydia Fanny; Thresia Dewi Kartini B; Fachriyani Fachriyani
Health Notions Vol 5, No 10 (2021): October
Publisher : Humanistic Network for Science and Technology (HNST)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/hn51003

Abstract

Knowledge of the diabetes mellitus diet is the first step in improving the adherence of DM patients to diet. The adherence of DM patients in running a diet is the main key to the stability of the health condition of DM patients. Knowing the relationship between nutritional knowledge and dietary compliance with type 2 DM with the length of participation of prolanis at the Blue Health Center, Bone Regency. Observational research with cross sectional approach. Measurement of nutritional knowledge using a questionnaire, measuring dietary compliance using a 24-hour recall form, and measuring the length of participation in prolanis using absenteeism during counseling. Data were analyzed by Chi Square test. Chi Square test, the p value is 0.595, meaning p>0.05, there is no relationship between nutritional knowledge and participation in prolanis. There is no relationship between nutritional knowledge of type 2 DM patients with length of participation in prolanis, but there is a relationship between type 2 DM dietary compliance with length of treatmen respondents are more active in doing prolanis activities, nutritional knowledge, and dietary compliance.Keywords: diabetes mellitus type 2; nutrition knowledge; diet compliance; prolanis
Pola Asuh Ibu, Kejadian Diare dan Pertumbuhan Sampai 4 Bulan pada Bayi yang Mengalami Hambatan Pertumbuhan Dalam Rahim Thresia Dewi Kartini Berek; Zinatul Faizah; Endang Purwaningsih
MEDIA MEDIKA INDONESIANA 2008:MMI Volume 43 Issue 3 Year 2008
Publisher : MEDIA MEDIKA INDONESIANA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (568.113 KB)

Abstract

ABSTRACTMother caring pattern, diarrhea occurrence and growth in the first four months of infants with intra uterine growth retardationBackground: Infants with Intra Uterine Growth Retardation (IUGR) are very sensitive toward infection especially diarrhea. Diarrhea may disrupt growth, while good quality of mother caring pattern improve growth. This study aimed to see the association between mother caring pattern, diarrhea occurrence and the growth of infants with IUGR.Methods: This prospective cohort study was conducted in 44 IUGR infants with from birth to 4 months old. Data were collected by interviews to the mother, using a structured questionnaire and observation. The variables measured were mother caring pattern, diarrhea occurrences, environmental sanitation, health service utility and growth. Data were analyzed using Pearson and Rank-Spearman correlation tests, as well as multiple linear regressions.Results: Eighty-eight point six percents of the respondents had good quality of caring pattern. The mean diarrhea episode per child was 0.84 (±1.1), with duration of 1.8 days/episode. Cummulative incidence of diarrhea was 84.1% and incidence density of diarrhea was 3.1 person-years. Diarrhea occurrences in subjects who were partially breastfed were higher than the subjects who wereexclusively breastfed. There was a correlation between mother’s feeding practice and growth (WAZ: p<0.004, BMI: p<0.039). There was no correlation between mother’s caring pattern, diarrhea occurrences, environmental sanitation, health service utility and growth. Environmental sanitation, health service utility, diarrhea occurrences, mother’s caring pattern of feeding, nursing andhygiene, were all contributed to 31.7% of WAZ scores.Conclusions: Among the mother caring pattern, only feeding practice was correlated to the growth of infants with IUGR, while diarrhea occurrences was not correlated. It is recommended that mothers of infants with IUGR should be given counseling with regard to infant feeding practice.Keywords: Pola Asuh Ibu, Kejadian Diare dan Pertumbuhan Sampai 4 Bulanpada Bayi yang Mengalami Hambatan Pertumbuhan Dalam RahimABSTRAKLatar Belakang: Bayi dengan hambatan pertumbuhan dalam rahim (IUGR) sangat rentan terhadap infeksi terutama diare yang dapat mengganggu pertumbuhannya. Pola asuh ibu diharapkan dapat memperbaiki dan menunjang pertumbuhan optimal bayi yang lahir dengan IUGR. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh ibu dan kejadian diare dengan pertumbuhan bayi dengan IUGR.Metode: Penelitian kohort prospektif pada 44 bayi IUGR sampai umur 4 bulan. Variabel yang diamati: pola asuh ibu, kejadian diare, sanitasi lingkungan, pemanfaatan pelayanan kesehatan dan pertumbuhan. Analisis data dengan korelasi Pearson, Rank- Spearman dan analisis regresi linier ganda.Hasil: Pola asuh ibu 88,6% baik. Rerata episode diare 0,84(±1,16) dengan lama diare 1,8 hari/episode. Insidensi kumulatif diare 84,1% dan densitas insiden diare 3,1 orang-tahun. Kejadian diare subyek ASI parsial lebih banyak dibandingkan subyek ASI eksklusif. Ada hubungan antara praktik ibu memberi makan bayi dengan pertumbuhan bayi (BB/U p<0,004 dan BMI p<0,039). Tidak ada hubungan pola asuh ibu, kejadian diare, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dengan pertumbuhan bayi. Secara bersama-sama sanitasi lingkungan, pemanfaatan pelayanan kesehatan, kejadian diare, praktik ibu memberi makan,merawat, menjaga kebersihan diri dan bayi berpengaruh terhadap pertumbuhan bayi dengan kontribusi terbesar dari skor-Z BB/U(31,7%).Simpulan: Pada pola asuh ibu hanya praktik ibu memberi makan bayi berhubungan dengan pertumbuhan bayi yang lahir IUGRsampai umur 4 bulan.
IMPLEMENTASI EDUKASI GIZI PADA IBU BALITA DI PUSKESMAS PACCERAKKANG Thresia Dewi Kartini Berek; Hijrah Asikin; Theresia Limbong
Panrita Abdi - Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2022): Jurnal Panrita Abdi - Januari 2022
Publisher : LP2M Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/pa.v6i1.13294

Abstract

Knowledge of mothers under five can be increased through nutrition education, hoping that it can improve the lifestyle of mothers under five in caring for their children, especially in getting their children to eat breakfast. This service activity aims to increase the knowledge of mothers of toddlers and mothers of toddlers that they can apply the ten messages of Balanced Nutrition Guidelines (PGS). The service method used was to provide a refresher on ten messages to PGS and to visit a mother's house under five to observe and assess the implementation of the 10 PGS messages. The results of the activity show that nutrition education about PGS can increase the knowledge of mothers under five with a suitable category of 40%, the category is enough to decrease to 45%, and there is no one in the low category. and quite a decrease of 35%. The results of the implementation of nutrition education with the categories of applying it well increased to 70%, and there was no under-applied category. --- Pengetahuan ibu balita dapat ditingkatkan melalui edukasi gizi dengan harapan dapat meningkatkan pola hidup ibu balita dalam mengasuh anak balitanya, khususnya dalam membiasakan anak balitanya sarapan pagi. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan pengetahuan ibu balita dan ibu balita dapat menerapkan 10 pesan Pedoman Gizi Seimbang (PGS). Metode pengabdian yang dilakukan adalah memberi penyegaran tentang 10 pesan pada PGS dan mengunjungi rumah ibu balita untuk mengobservasi dan menilai implementasi 10 pesan PGS. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa edukasi gizi tentang PGS dapat meningkatkan pengetahuan ibu balita dengan kategori baik 40%, kategori cukup menurun menjadi 45% dan sudah tidak ada yang kategori kurang.  dan cukup menurun 35%. Hasil implementasi edukasi gizi dengan kateori menerapkan dengan baik meningkat menjadi 70%, dan sudah tidak ada kategori kurang menerapkan.
Kepatuhan Diet Pasien DM Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Dan Dukungan Keluarga Di Wilayah Puskesmas Sudiang Raya Thresia Dewi Kartini; Aswita Amir; Muh. Sabir
Media Gizi Pangan Vol 25, No 1 (2018): Januari 2018
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.462 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v25i1.60

Abstract

Pengetahuan dan dukungan keluarga merupakan faktor yang mempengaruhi kepatuhan diet bagi penderita diabetes mellitus. Oleh karena itu sangat penting untuk meningkatkan Kepatuhan dalam menaati diet DM untuk menstabilkan kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus, adanya kepatuhan dapat mengembangkan rutinitas (kebiasaan) yang dapat membantu penderita dalam menjalani diet.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dan dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pada pasien Diabetes Mellitus di. wilayah Puskesmas Sudiang Raya Kecamatan Biringkanaya Kota MakassarPenelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan rancangan cross sectional. Sampel adalah pasien DM rawat jalan di wilayah Puskesmas Sudiang Raya yang berjumlah 48 0rang yang dipilih secara accidental sampling. Pengetahuan dan dukungan keluarga diperoleh dari kuesioner. Kepatuhan diet pasien diperoleh melalui recall 24 jam selama 2 hari tidak berurut. Analisis hubungan antara variabel dilakukan uji chi square. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan narasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan gizi pasien DM di wilayah Puskesmas Sudiang Raya baik (79.2%), umumnya keluarga mendukung (87.5%), pasien DM tergolong tidak patuh (91.7%). Hasil uji statistik antara variabel menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan gizi dengan kepatuhan diet (p=0.621), dan tidak ada hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diet pasien DM di wilayah Puskesmas Sudiang Raya (p=0.71).Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut dengan mempertimbangkan pasien DM yang meminum obat, pasien DM yang suntik insulin, kadar gula darah pasien, riwayat penyakit lain yang didiagnosa langsung oleh dokter serta mengoptimalkan instrument penelitian untuk menghindari data yang bias.
KADAR MINERAL COOKIES DENGAN SUBTITUSI DAUN KATUK (Sauropus andragynus) DAN OATMEAL CONDITIONS OF MINERAL COOKIES WITH THE SUBSTITUTION OF KATUK LEAVES (Sauropus andragynus) AND OATMEALS Retno Sri Lestari; Thresia Dewi Kartini Berek; Zakaria Zakaria
Media Gizi Pangan Vol 27, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.929 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v27i2.1862

Abstract

Background, Cookies, which are a form of snack, will be substituted with katuk leaves and oatmeal. Making cookies is expected to increase levels of nutrients, namely minerals, especially calcium and iron. These cookies can be an option in the PMT program for pregnant women and breastfeeding mothers which can improve the quality and quantity of breast milk as well as prevent anemia. The provision of katuk leaves and oatmeal can add nutritional value, especially to calcium and iron.The aim is to analyze the mineral content in cookies with the substitution of katuk and oatmeal leaves, namely calcium and iron.Design, pre-experimental research with post test research design group design. This study treated cookies with 5% substitution of katuk leaves and 5% oatmeal, each repetition of 2 times.Results, the calcium level per 100 grams of cookies with the substitution of katuk leaves and oatmeal with an average value of calcium at a concentration of 0%: 0% was 91mg and increased at a concentration of 5%: 5% to 120mg. The average value of iron cookies with the substitution of katuk leaves and oatmeal with a concentration of 0%: 0% is 0.12mg and a concentration of 5%: 5% is 0.14mg. Calcium and iron levels for the proportion of cookies with the substitution of katuk leaves and oatmeal are a concentration of 5%: 5%, respectively 48mg and 1.12mg or consume 5 pieces of cookies once.Conclusion, Cookies with substitution of katuk leaves and oatmeal at a concentration of 5%: 5% have a higher calcium and iron content than the original cookies. Keywords: Cookies, Katuk Leaves, Receptivity, Mineral Content, Oatmeal ABSTRAKLatar Belakang, Cookies yang merupakan salah satu bentuk makanan ringan, akan disubstitusi dengan daun katuk dan oatmeal. Pembuatan cookies ini diharapkan dapat meningkatkan kadar zat gizi yakni mineral, khususnya kalsium dan zat besi. Cookies ini dapat menjadi salah satu pilihan dalam program PMT bagi ibu hamil dan ibu menyusui yang dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI juga dapat mencegah terjadinya anemia. Pemberian daun katuk dan oatmeal dapat menambah nilai gizi terutama pada kalsium dan zat besiTujuan, untuk menganalisis kadar mineral pada cookies dengan substitusi daun katuk dan oatmeal, yakni kalsium dan zat besi.Desain, Penelitian pra eksperimental dengan desain penelitian post test grup design. Penelitian ini memberikan perlakuan pada cookies dengan subtitusi daun katuk 5% dan oatmeal 5%, masing-masing pengulangan sebanyak 2 kali.Hasil, Kadar kalsium per 100 gram pada cookies dengan subtitusi daun katuk dan oatmeal dengan  nilai rata-rata kalsium pada konsentrasi 0%:0% yaitu 91mg dan meningkat pada konsentrasi 5%:5% menjadi 120mg. Nilai rat-rata rata zat besi cookies dengan subtitusi daun katuk dan oatmeal konsentrasi 0%:0% yaitu 0,12mg dan  konsentrasi 5%:5% yaitu 0,14mg. Kadar kalsium dan zat besi untuk perporsi cookies dengan subtitusi daun katuk dan oatmeal yaitu konsentrasi 5%:5% masing-masing sebesar 48mg dan 1,12mg atau mengonsumsi satu kali sebanyak 5 keping cookies.Kesimpulan, Cookies dengan substitusi daun katuk dan oatmeal pada konsentrasi 5%:5% memiliki kadar kalsium dan zat besi lebih besar dibandingakan dengan cookies original.. Kata Kunci                  : Cookies, Daun Katuk, Daya Terima, Kadar Mineral, Oatmeal
DAYA TERIMA DAN UJI KADAR PROTEIN PADA ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG TEMPE Thresia Dewi Kartini; Nadimin Nadimin; Agung Agung
Media Gizi Pangan Vol 26, No 1 (2019): januari 2019
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (109.128 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v26i1.1004

Abstract

ABSTRAK  Es krim adalah makanan semi padat yang mempunyai nilai gizi tinggi yang berasal dari susu. Beberapa konsumen di Indonesia  intoleransi terhadap susu sehingga santan dapat dijadikan alternatif untuk mengganti susu. Penggunaan santan dalam pembuatan es krim belum memenuhi komposisi kimia sehingga perlu menambahkan tepung tempe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya terima dan analisis kandungan protein pada es krim dengan penamabahan tepung tempe. Jenis penelitian ini adalah penelitian pra eksperimen dengan desain post test group desaign, membandingkan es krim standar dengan es krim penambahan tepung tempe. Hasil penelitian uji organoleptik berdasarkan aspek warna, aroma, tekstur dan rasa yang sangat disukai panelis adalah F0 (konsentrasi 0%) dengan total skor 348. Hasil uji Kruskal Wallis menunjukan terdapat perbedaan pada setiap formula.   Hasil analisis Es krim F1 meningkatkan nilai protein sebesar 4.02% dari F0 sebesar 3.06%. Disarankan dalam pembuatan es krim dengan penambahan tepung tempe selanjutnya untuk menambahkan bahan tambahan lain untuk menghilangkan aroma langu tempe dan  membuat warna menjadi menarik serta memakai ayakan 80 mesh.
IDENTIFIKASI PENGGUNAAN ZAT PEWARNA SINTETIS PADA SAUS CABAI YANG DIPASARKAN DI PASAR TRADISIONAL DAYA Thresia Dewi Kartini; zakaria zakaria; Fasa Novita Putri
Media Gizi Pangan Vol 24, No 1 (2017): Januari 2017
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (37.64 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v24i1.306

Abstract

Background: Chilli is a plant that grows in certain seasons and easily damaged. There are several forms of processed chili such as the shape of semi-processed and processed forms own company, such as chili sauce. Things to consider in the process of making the chili sauce is food hygiene and safety, because it will affect the health of consumers. Consumer acceptance of a product may increase because of the color of the food. However, the food coloring food additives that require more scrutiny because sometimes the use is not in accordance with the recommended dosage or even use non-food dyes.Objectives: This research aim’s to identify the use of synthetic dyes in chili sauce sold in Makassar Traditional Markets Daya.Methods: This research is descriptive survey’s research. Identification of synthetic dyes obtained by Paper Chromatography Test. Readable identification results with UV light with a frequency of 254 and 366 nm.Results: The results showed that 4 chili sauce marketed in Traditional Markets Daya using synthetic dyes which allowed its use in Indonesia, namely sunset yellow, ponceau 4-R and tatrazine. In addition there is also the use of more than one type of synthetic dyes.Suggestion: Qualitatively chili sauce can be used, but further research is needed to see the levels of dye are added in it. Advised to relevant agencies to pay more attention and control of food products, both products that have been circulating as well as new products that will be circulated.Keywords: Synthetic dyes, Chili Sauce
TINGKAT KEPUASAN DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI Wahyuni Sulistiawati; Rudy Hartono; Thresia Dewi Kartini B
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 12, No 2 (2017): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.405 KB) | DOI: 10.32382/medkes.v12i2.251

Abstract

Health Polytechnic Islamic boarding school is one of the institutions that serve the food needs of students, so they must have a good food management system. Food is said to be nutritious if it contains enough nutrients to meet the body's needs. This study aims to determine the relationship between the level of satisfaction and intake of macro nutrients with the nutritional status of young women in the Nahdlatul Ulum Islamic boarding school Maros. This research is an analytical research. The samples were 95 junior high school girls of class VII and VIII who were selected by purposive sampling. The level of satisfaction was obtained using a manually processed questionnaire using scoring. Intake of macro nutrients is obtained through non-consecutive 2x24 hours recall and then processed using nutrient 2008 and compared with AKG. Nutritional status is obtained through anthropometric measurements. The relationship between the variable level of satisfaction and intake of macro nutrients with nutritional status was done by Chi Square test. Data is presented using frequency tables and narratives. The results showed that the sample who liked rice dishes were 67 people (70.5%), animal side dishes 70 people (73.7%), vegetable side dishes 67 people (70.5%), vegetables 70 people (73.7%), and the level of satisfaction in food was 85 people (89.5%). Samples that had good protein intake of 95 people (100%), good fat intake of 49 people (51.6%) and less carbohydrate intake of 79 people (83.2%). Nutritional status of 49 people (51.6%) is normal based on BMI / U. The results of statistical tests concluded that there was no significant relationship between the level of satisfaction and intake of macro nutrients with the nutritional status of young women in the Nahdlatul Ulum Islamic Boarding School Maros. Keywords: Intake of Macro Nutrition, Nutritional Status, Adolescent, Satisfaction Level. 
DAYA TERIMA SNACK BAR KARAPOSA Retno Sri Lestari; thresia dewi kartini berek; chaerunnimah chaerunnimah; rizki ayu ningtyas
Media Gizi Pangan Vol 29, No 1 (2022): Juni 2022
Publisher : Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.877 KB) | DOI: 10.32382/mgp.v29i1.2807

Abstract

Background, These food products have sufficient nutritional content to meet the needs during activities or when a person does not have enough time to eat. One practical food is a snack bar. Banana dumplings or banana sale can be eaten directly or processed into other food products, such as snack bars. Snack bar Karaposa is a snack bar based on local food, namely red beans and banana dampo.The aim, of the study was to assess the acceptability of the Karaposa snack bar.Design, pre-experimental research with post-test group design. This study provides treatment with the addition of banana dampo with concentrations of 0%, 10%, and 20% of the weight of the main ingredient on the snack bar.Results, of the study based on the average acceptability test score showed that the F1 snack bar Karaposa formula was the most preferred by the panelists from the aspect of color, aroma, texture and taste. Although Friedman test results showed that there was an effect of adding dampo banana to the color and aroma of the Karaposa snack bar, it was not significantly different between formulas F0, F1 and F2.Conclusion, The F1 formula for the Karaposa snack bar with the addition of 10% dampo banana was the most preferred by the panelists.Produk makanan tersebut memiliki kandungan gizi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan saat beraktivitas atau ketika seseorang tidak mempunyai waktu yang cukup untuk makan. Salah satu makanan praktis adalah snack bar. Dampo pisang atau pisang sale dapat dimakan langsung atau diolah menjadi produk makanan lainnya, seperti snack bar. Snack bar Karaposa merupakan snack bar berbasis pangan lokal, yaitu kacang merah dan dampo pisang. Tujuan penelitian untuk menilai daya terima snack bar Karaposa. Penelitian pra eksperimental dengan desain post test grup design. Penelitian ini memberikan perlakuan penambahan dampo pisang dengan konsentrasi 0%, 10%, dan 20% dari berat bahan utama pada snack bar. Hasil penelitian berdasarkan rata-rata skor uji daya terima menunjukkan formula F1 snack bar Karaposa yang paling disukai panelis dari aspek warna, aroma, tekstur dan rasa. Meskipun hasil uji Friedman menunjukkan ada pengaruh penambahan dampo pisang terhadap warna dan aroma snack bar Karaposa, tetapi tidak berbeda nyata diantara formula F0, F1 dan F2.  Kesimpulannya formula F1 snack bar Karaposa dengan penambahan dampo pisang 10% yang paling disukai panelis.
PENGARUH PENAMBAHAN GUM ARAB TERHADAP KUALITAS ZAT GIZI MINUMAN BIUNIK Thresia Dewi Kartini B; Sitti Sahariah Rowa; Adriyani Adam
Media Gizi Mikro Indonesia Vol 13 No 2 (2022): Media Gizi Mikro Indonesia Edisi Juni 2022
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/mgmi.v13i2.5316

Abstract

Latar belakang. Minuman olahraga dengan kadar karbohidrat dan elektrolit memiliki lebih banyak manfaat. Minuman isotonik merupakan salah satu produk minuman olahraga yang diformulasikan sebagai pengganti cairan, karbohidrat, elektrolit, dan mineral tubuh dengan cepat karena sifatnya yang mudah diserap oleh tubuh setelah diminum. Minuman biunik sebagai produk minuman isotonik, menggunakan bahan pangan lokal, yakni ubi jalar ungu dan jeruk manis dengan penambahan gum arab yang berfungsi untuk mengurangi endapan pada minuman. Produk ini diharapkan dapat bermanfaat untuk meningkatkan performa atlet yang mengonsumsinya. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gum arab terhadap kualitas zat gizi pada minuman biunik. Metode. Penelitian eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) yaitu tiga perlakuan penambahan gum arab 0,1 persen, 0,2 persen, dan 0,3 persen pada minuman biunik berbahan dasar 75 gram ubi jalar ungu. Kualitas zat gizi dianalisis dari kadar karbohidrat dan sukrosa, kadar vitamin C, kadar natrium, dan kalium. Pembuatan minuman biunik dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Makassar dan analisis kadar zat gizi dilakukan di Balai Besar Laboratorium Kesehatan Makassar. Hasil. Kualitas zat gizi minuman biunik dibandingkan dengan syarat mutu minuman isotonik di Indonesia yang mengacu pada SNI 01-4452-1998. Kadar karbohidrat sampel tidak memenuhi SNI, kadar sukrosa sesuai dengan SNI (>5%), kadar vitamin C mengikuti tren kadar karbohidrat, kadar natrium pada sampel standar (841 mg/kg) yang sesuai dengan SNI dan kadar kalium 7–8 kali diatas standar SNI. Kesimpulan. Penambahan gum arab berpengaruh terhadap kualitas zat gizi minuman biunik dan belum dapat memenuhi standar SNI minuman isotonik, hanya kadar sukrosa, vitamin C, dan natrium sampel standar yang memenuhi standar SNI.