Latar Belakang: Menurut World Health Organization (WHO), populasi penderita dispepsia di dunia mencapai 15 – 30% setiap tahun. Di Indonesia, angka kejadian dyspepsia mencapai 40-50% dan Dispepsia termasuk 10 besar penyakit tertinggi di Indonesia. Indonesia menduduki peringkat ketiga setelah Amerika Serikat dan Inggris dengan jumlah penderita dyspepsia terbanyak. Pada Tahun 2019 jumlah pasien menderita penyakit dyspepsia di RSU Bhayangkara sebanyak 620 pasien (89.8%), Tahun 2020 meningkat sebanyak 634 orang (92%) dan pada tahun 2021 semakin meningkat menjadi 663 orang (92.1%). Tujuan Penelitian: Tujuan Umum pada penelitian ini adalah ingin Mengetahui korelasi antara stress dan kebiasaan minum kopi dengan kejadian Dispepsia di Rumah Sakit Bhayangkara Kota Banda Aceh. Metode Penelitian: Penelitian yang dilakukan menggunakan rancangan penelitian crossectional dengan jumlah sampel 48 orang. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 20 Desember 2022 s.d 05 Januari 2023. Analisa data penelitian menggunakan analisa univariate dan bivariate dengan menggunakan uji Chi-Square dengan nilai CI (Confident Interval) 95%. Hasil Penelitian: hasil penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara kejadian dyspepsia dengan kebiasaan minum kopi (p value : 0, 091) dan stress (p value: 0, 000). Kesimpulan: Ada korelasi antara stress dengan kejadian dyspepsia dan tidak ada korelasi antara kebiasaan minum kopi dengan kejadian dyspepsia. Diharapkan petugas kesehatan untuk selalu memberikan informasi kepada masyarakat tentang dyspepsia dan masyarakat untuk mengkonsumsi makanan sehat.Kata Kunci: Kejadian Dyspepsia, Stress dan kebiasaan minum kopiBackground: According to the World Health Organization (WHO), the population with dyspepsia in the world reaches 15-30% every year. In Indonesia, the incidence of dyspepsia reaches 40-50% and dyspepsia is one of the top 10 highest diseases in Indonesia. Indonesia is ranked third after the United States and the United Kingdom with the highest number of dyspepsia sufferers. In 2019 the number of patients suffering from dyspepsia at Bhayangkara General Hospital was 620 patients (89.8%), in 2020 it increased by 634 people (92%) and in 2021 it increased to 663 people (92.1%). Research Objectives: The general objective of this study was to determine the correlation between stress and coffee drinking habits with the incidence of dyspepsia at Bhayangkara Hospital, Banda Aceh City. Research Methods: The research was conducted using a cross-sectional research design with a total sample of 48 people. Data collection was carried out from 20 December 2022 to 05 January 2023. Analysis of research data used univariate and bivariate analysis using the Chi-Square test with a CI (Confident Interval) value of 95%. Research results: the results of this study indicate that there is a correlation between the incidence of dyspepsia and the habit of drinking coffee (p value: 0.091) and stress (p value: 0.000). Conclusion: There is a correlation between stress and the incidence of dyspepsia and there is no correlation between drinking coffee and the incidence of dyspepsia. It is expected that health workers will always provide information to the public about dyspepsia and the public to consume healthy food.Keywords: Dyspepsia, Stress and coffee drinking habits
Copyrights © 2023