Sufisme dikenal dengan sebutan tasawuf. Tasawuf sebagai cabang ilmu-ilmu Islam membicarakan kodrat Tuhan dan manusia serta kebajikan-kebajikan rohani yang harus dilaksanakan untuk mewujudkan hubungan yang karib dan mesra antara manusia dan Tuhan. Tasawuf yang berkembang menjadi 2 aliran yakni: Ortodoks dan Heterodoks. Dua model pemikiran sufisme itu, yakni ortodox (amali) dan heterodox (falsafi)  pada perkembangannya juga mempengaruhi pemikiran dan gerakan sufisme di Nusantara pada abad ke-16 dan ke-17. Dalam karya sastra Melayu sering ditemukan unsur yang mengandung sufisme. Hal ini dipengaruhi oleh bangkit dan berkembangnya penyebaran agama Islam di Indonesia. Para wali, ulama dan guru tasawuf memainkan peranan utama dalam penyebaran itu. Sejak awal pula para cendekiawan sufi memainkan peranan penting dalam penulisan kitab keilmuan dan sastra Melayu. Karena itu tidak mengherankan jika tasawuf memberikan warna dominan terhadap perkembangan sastra Melayu. Bukti hadirnya karya bercorak tasawuf pada awal penyebaran agama Islam di kepulauan Melayu tidak sukar dicari. Seperti teks yang termasuk agiografi sufi, yang ke dalamnya termasuk syair-syair pujian kepada Nabi Muhammad saw. (al-mada’ih al-nabawiyah) dan ratib sudah dikenal di kepulauan Melayu pada abad ke-14 dan 15 M. Tujuan dalam penelitian ini; 1) Mengetahui dan mendeskripsikan perkembangan sufisme. 2) Mengetahui dan mendeskripsikan sastra Melayu dengan kajian sufisme ortodoks. 3) Mengetahui dan mendeskripsikan sastra Melayu dengan kajian sufisme heterodoks. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Pengaruh Sufi   di dalam sastra Melayu diperkuat oleh adanya hubungan dunia Melayu dengan India Muslim (Gujarat, Bijapur, dan Golkonda serta kerajaan Mogul Akbar).
Copyrights © 2023