Abstrak. Masa setelah kemerdekaan, konsep pertahanan semesta yang bersifat kerakyatan mengalami degradasi, yang ditandai berkurangnya partisipasi masyarakat dalam sistim pertahanan teritori di beberapa wilayah. Tumpuan utama pertahanan negara diletakkan secara penuh pada militer, padahal potensi ancaman terhadap keutuhan dan kedaulatan negara RI tetapada, khususnya pada wilayah lingkar tambang dengan tenaga kerjaasingnya. Penelitian ini bertujuan mengungkap secara mendalam fenomena rendahnya partisipasi masyarakat dalam sistim pertahanan teritori menurut sudut pandang sosiologi militer. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi berupaya mengungkap makna-makna sentral yang dipahami masyarakat sebagai dasar bertindak secara sosial. Informan dipilih melalui teknik purposive sampling sebanyak 18 orang terdiri dari kalangan militer aktif dan masyarakat sekitar lokasi tambang. Analisa dan penyajian data secara deskriptif dengan menampil kan kutipan-kutipan pernyataan informan. Hasil penelitian menemukan transformasi jenis pekerjaan, pengetahuan, persepsi, dan pola relasi sosial Badan Pembina Desa (Babinsa) mendeterminasi rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembinaan teritorial (Binter) di lingkar tambang. Model pembinaan teritorial membutuhkan adaptasi yang menyesuaikan struktur dasar masyarakat industri. Kata Kunci: Partisipasi, Teritorial, Militer, Industri
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2021