Dalam menghadapi jenis ancaman peperangan masa depan dengan tren teknologi Internet of Military Things (IoMT) dan Internet of Battlefield Things (IoBT) diperlukan pengadaan jenis alutsista yang sesuai meningkatkan keamanan nasional dibidang autonomus weapon jenis Unmanned Aerial Vehicle (UAV) yaitu loitering munition. Teknologi kunci dari loitering munition sendiri terdiri dari guidance, navigation, dan control system. Â Tiga teknologi ini yang membuat loitering munition bergerak secara otomatis dan sistem akuisisi target dibantu dengan teknologi Artificial Intelligent (AI). Agar manfaat program pengadaan loitering munition dapat dilaksanakan secara optimal oleh lembaga pemerintah Indonesia, perlu adanya strategi. Strategi optimalisasi pengadaan loitering munition yang dapat dilakukan melalui Forward Engineering, Reverse Engineering, kerja sama produksi/lisensi atau pengadaan dari luar negeri, sehingga nantinya mampu menciptakan kemandirian industri pertahanan dalam negeri. Berdasarkan analisa kelebihan dan kekurangan masing-masing strategi dan perhitungan skala prioritas menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) maka dapat diambil keputusan berdasarkan skala prioritas dengan menempatkan strategi kerja sama produksi/lisensi sebagai prioritas utama dan dapat dijadikan strategi Indonesia dalam percepatan penguasaan teknologi loitering munition dan mampu menciptakan kemandirian industri pertahanan dalam negeri.
Copyrights © 2023