Penelitian yang peneliti laksanakan ini, berangkat dari masalah budaya literasi yang rendah dari masyarakat di Kabupaten Sumba Timur dan tindakan yang dilakukan terhadap hal tersebut melalui kolaborasi oleh para pemangku kepentingan, yakni Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumba Timur bersama Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Cahaya Anak Sumba dan didukung oleh tokoh masyarakat dan tokoh pendidikan di Sumba Timur. Menggunakan teori collaborative governance dari Ansel dan Gash sebagai alat analisis yang menitikberatkan pada dimensi proses kolaborasi sebagai inti dari teori ini, dan dimensi kondisi awal, desain kelembagaan, kepemimpinan fasilitatif, sebagai pendukungnya. Selanjutnya, mendeskripsikan faktor-faktor pendukung dan penghambat dari collaborative governance dalam meningkatkan budaya literasi di Kabupaten Sumba Timur, dan menghasilkan upaya untuk mengatasi faktor-faktor penghambat yang ada. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni kualitatif deskriptif, dengan peneliti sebagai instrument penelitian, teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, dokumentasi, dan observasi, teknik purposive sampling untuk pemillihan informan, analisis data melalui reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan yang ditunjang oleh triangulasi sumber untuk keabsahan data. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kolaborasi yang dijalankan, masih kurang efektif. Hal ini terlihat pada tahapan kondisi awal yaitu ketidakseimbangan sumber daya, dimana sumber daya yang dibutuhkan yaitu sumber daya personil, sumber daya keuangan, serta sumber daya sarana prasarana, masih rendah kuantitas dan kualitasnya. Serta menganalisa upaya yang dihasilkan untuk mengatasi faktor penghambat, melalui upaya langsung dan upaya tidak langsung.
Copyrights © 2023