Serangan stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak setelah penyakit kardiovaskular dan kanker. Lebih dari 700.000 orang mengalami serangan stroke setiap tahun dan 150.000 di antaranya meninggal dunia. Selain itu, serangan stroke juga termasuk penyakit yang mahal karena penderita stroke membutuhkan perawatan dan rehabilitasi jangka panjang yang seringkali memakan biaya besar (Dipiro et al., 2005; Kasper et al. et al., 2005; Lumbartobing, 2003). Untuk mencapai hasil pengobatan yang optimal, pasien stroke yang dirawat di rumah sakit memerlukan kerjasama tim medis multidisiplin yang terdiri dari dokter, perawat, apoteker, dan tenaga kesehatan lainnya, bahkan keluarga pasien (Dipiro et al., 2005; skota, 1997). Masalah terkait obat (DRP) sangat umum terjadi pada pasien rawat inap yang berisiko tinggi meningkatkan morbiditas dan mortalitas serta meningkatkan biaya. Oleh karena itu, peran apoteker sangat penting dalam membantu memastikan bahwa perawatan yang diberikan kepada pasien adalah cara terbaik untuk mengidentifikasi dan mencegah DRP, baik yang mungkin terjadi maupun yang benar-benar terjadi. Kemungkinan munculnya DRP sejalan dengan perkembangan pelayanan kesehatan yang berfokus pada orientasi pasien (AHFS, 2005; Cipolle et al., 1998; Cohen, 1999; Floriddia,
Copyrights © 2023