Laporan Riskesdas 2013 menunjukkan masih tingginya persentase anak usia 5-12 tahun yang kurus, pendek (stunting) gemuk dan anemia yaitu masing-masing 11,2%, 30,7%,18,8% dan 26,4%, meskipun persentase anak sekolah dasar yang pendek di Indonesia menurun dari 35,8% (Riskesdas 2010) menjadi 30,7 % (Riskesdas 2013), namun persentase tersebut masih tergolong sangat tinggi dan merupakan masalah gizi masyarakat. Salah satu bentuk dukungan terhadap program Indonesia sehat adalah program PROGAS (Program Gizi Anak Sekolah). Anak sekolah yang menjadi sasaran kegiatan ini adalah siswa sekolah dasar (SD). Pemberian pendidikan gizi anak sekolah bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi dan menumbuhkan budi pekerti anak agar memiliki kualitas fisik yang kuat, perilaku dan budaya yang bersih dan sehat demi terbentuknya karakter yang tangguh dan berdaya saing. Penelitian ini bertujuan menganalisis status gizi dan prestasi belajar siswa SD yang mendapat program PROGAS dan tidak mendapat program PROGAS di Kabupaten Kupang tahun 2017. Penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan desain cross sectional/ potong lintang yang dilaksanakan di Kabupaten Kupang pada dua kelompok sekolah yaitu kelompok sekolah yang menjalankan program PROGAS dan kelompok sekolah yang tidak menjalankan program PROGAS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji T menunjukan ada perbedaan rata-rata status gizi (IMT/U) pada siswa yang mendapat PROGAS dan yang tidak mendapat PROGAS dengan nilai signikansi uji T adalah 0.001 (<0.05). Rata-rata status gizi siswa SD yang mendapat PROGAS lebih tinggi (15,0324/normal) dari rata-rata status gizi siswa yang tidak mendapat PROGAS yaitu 14,659/normal (cenderung kurus). Hasil uji T menunjukan ada perbedaan rata-rata nilai raport pada siswa yang mendapat PROGAS dan yang tidak mendapat PROGAS dengan nilai signikansi uji T adalah 0.015 (<0.05). Rata-rata nilai raport siswa SD yang mendapat PROGAS lebih tinggi (76.37) disbanding rata-rata nilai raport siswa SD yang tidak mendapat PROGAS yaitu 74.60. Berdasarkan hasil analisis regresi diketahui nilai signifikansi untuk variable status gizi adalah 0.026 (<0.05) artinya status gizi IMT/U berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar (rata-rata nilai raport siswa). Selanjutnya, disarankan melakukan analisis faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa seperti ratio guru murid, kelengkapan sarana dan prasana pendukung pembelajaran dan dukungan orang tua, serta usaha perbaikan gizi anak sekolah melalui berbagai bentuk kegiatan.
Copyrights © 2023