Darurat kekerasan seksual tidak hanya dimaknai dengan semakin tingginya angka kekerasan seksual, namun justru akibat kegagalan penanganan kasus yang tidak tuntas. Pandangan atau penilaian mengenai kasus kekerasan seksual, khususnya kepada penyintas kekerasan seksual dapat menimbulkan sebuah stereotip. Stereotip semakin dikukuhkan dan disebarluaskan melalui media film. Film Demi Nama Baik Kampus mengisahkan tentang isu kekerasan seksual di lingkungan pendidikan atau kampus. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji bagaimana perempuan penyintas kekerasan seksual digambarkan dalam film Demi Nama Baik Kampus. Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan semiotika John Fiske yang mengacu pada teori kode-kode televisi. Penelitian ini bersifat deskriptif dan kualitatif. Peneliti menganalisis level realitas, level representasi, level ideologi dalam film. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa perempuan penyintas kekerasan seksual digambarkan sebagai kelompok subordinat. Pada film Demi Nama Baik Kampus, peneliti menemukan adanya konsep ideologi patriarki dan ketimpangan relasi kuasa dengan petunjuk tentang sosok tokoh utama yang diperlihatkan menjadi sosok yang lemah, sosok yang tidak memiliki kekuasaan, dan sosok yang menderita.
Copyrights © 2023