Artikel ini mengkaji salah satu penyebab feminisasi kemiskinan, yaitu ketimpangan gender. Ketimpangan gender yang terjadi pada hubungan keluarga miskin semakin memperparah kondisi perempuan miskin di kota Surabaya. Relasi gender pada keluarga perempuan miskin di Surabaya akan dijelaskan melalui tiga hal, yaitu relasi gender di bidang reproduktif, produktif, dan manajemen komunitas. Dari relasi gender tersebut akan diketahui bentuk-bentuk ketimpangan gender yang dialami perempuan pada keluarga miskin di kota Surabaya. Penelitian ini dilakukan di Desa Wonokusumo, Kecamatan Semampir, Kota Surabaya. Lokasi ini dipilih karena Kecamatan Wonokusumo merupakan salah satu daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan naratif. Peneliti melakukan wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan studi literatur dalam proses pengumpulan data. Penelitian ini menggunakan teori analisis gender yang dikemukakan oleh Caroline Moser sebagai pisau analisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketimpangan gender pada keluarga perempuan miskin di kota Surabaya. Kontribusi dan kehadiran perempuan dalam keluarga miskin di Surabaya kurang diakui, tetapi perempuanlah yang harus menanggung beban produksi, reproduksi, dan pengelolaan masyarakat. Perempuan dalam keluarga miskin di Surabaya mengalami triple burden, dan mengalami bentuk-bentuk ketidaksetaraan gender lainnya, termasuk subordinasi, marginalisasi, kekerasan, dan stereotip negatif.
Copyrights © 2023