Perubahan iklim memberikan ragam dampak dalam berbagai aspek, baik fisik manusia, lingkungan, ekonomi dan sosial budaya. Perubahan iklim meningkatkan fenomena ketidakpastian dalam pemenuhan dalam pangan, relasi gender, krisis air bersih hingga masalah klasik manusia, ekonomi. Salah satu daerah paling terdampak perubahan iklim dari 10 daerah di Indonesia adalah Pulau Lombok, yaitu di Sembalun, Lombok Timur. Sembalun sebagai daerah yang berada di bawah kaki Gunung Rinjani bergantung pada sektor pertanian dan pariwisata. Pertanian sayuran, buah-buahan, dan pariwisata di Sembalun khususnya Desa Sembalun Bumbung sangat bergantung pada perubahan iklim. Perubahan iklim yang semakin sulit diprediksi dari tahun ke tahun berdampak pada sektor pertanian terutama stroberi yang tengah menjadi primadona pertanian dan pariwisata. Hal ini mempengaruhi produktivitas dan kerentanan ekonomi rumah tangga yang juga berimbas pada relasi gender yang terjalin antara petani perempuan dan laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan dampak perubahan iklim pada pertanian stroberi dan tantangan permasalahan relasi gender yang dihadapi perempuan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan informan dengan teknik purposive. Analisis data menggunakan teknik analisis gender model Havard untuk melihat dampak perubahan iklim dalam relasi gender yang terbentuk dalam aktivitas publik (pertanian stroberi) dan ranah domestik (rumah tangga). Kata Kunci : Perubahan Iklim, Relasi Gender, Perempuan Petani
Copyrights © 2023