Pengembangan pewarna tekstil yang aman untuk lingkungan merupakan salah satu alasan dilakukan eksplorasi terhadap bahan alam salah satunya adalah kulit buah rambutan. Kulit buah rambutan mengandung tanin, saponin dan flavonoid sebagai senyawa pewarna alam tekstil yang ramah lingkungan. Pada penelitian ini pewarnaan menggunakan kulit buah rambutan yang sudah dikeringkan kemudian diekstraksi,. Metode ekstraksi yang dilakukan adalah ekstraksi cara dingin, maserasi selama 24 jam. Mordan yang digunakan yaitu tawas (Al2SO4)3 dan kapur (CaCO3) dengan massa mordan 8 gram. Penelitian dilakukan adalah dengan memvariaskan metode yaitu pra-mordan, meta-mordan dan post-mordan. Pencelupan dilakukan pada serat sintetis yaitu serat nylon karena memiliki dua gugus fungsi yaitu gugus amina (NH2) dan gugus amida (NHCO) yang berperan untuk mengadakan ikatan dengan pewarna alam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh metode mordan terhadap hasil pewarnaan alami kulit buah rambutan yang dikerjakan pada kain nylon. Pengujian yang dilakukan yaitu analisa FTIR pada larutan dan kain hasil pencelupan, ketuaan warna, kerataan warna, arah warna dan ketahanan luntur warnanya. Hasil pencelupan yang optimum peroleh dengan metode post-mordan dengan arah warna kuning kecoklatan. Ketuaan warna K/S pada metode post-mordan lebih besar nilainya dibandingkan metode yang lainnya. KS untuk jenis mordan tawas 20,81 dan mordan kapur adalah 18,71,nilai kerataan warna 0,28, dan arah warna kuning kecoklatan. Hasil ketahanan luntur warna berdasarkan gosokan kering memperoleh nilai yang baik (4) dan gosokan basah memperoleh nilai cukup baik (3 – 4). Hasil ketahanan luntur warna berdasarkan pencucian menggunakan grey scale dan staining scale pada penggunaan mordan tawas dan mordan kapur memperoleh nilai yang baik 4 -5.
Copyrights © 2023