Balita Bawah Garis Merah adalah Balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah pada KMS (Kartu Menuju Sehat). Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang kasus Balita BGM tahun 2016 sebanyak 61 kasus, tahun 2017 mengalami peningkatan sebanyak 92 kasus dan tahun 2018 kasus Balita BGM mengalami penurunan sebanyak 61 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian bawah garis merah (BGM) pada balita di Wilayah kerja Puskesmas Pasir Putih Kota Pangkalpinang . Penelitian ini menggunakan desain casecontrol. Populasi penelitian ini adalah semua balita yang berada di wilayah Kerja Puskesmas Pasir Putih berjumlah 1.339 balita dengan sampel kasus 18 balita dan sampel kontrol 54 balita dengan Variabel dependen peneitian yaitu Balita BGM dan variabel independen yaitu Pengetahuan Ibu, sikap Ibu, Pendapatan, Pendidikan ibu, Pekerjaan ibu. Perbandingan sampel kasus dan sampel kontrol yaitu 1 : 3. Sampel kasus sebanyak 18 balita dan sampel kontrol sebanyak 54 balita sehingga jumlah seluruh sampel 72 balita. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah menggunakan Systematic Random Sampling. Analisa penelitian ini menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian diperoleh bahwa adanya hubungan antara variabel pengetahuan ibu dengan nilai (p=0,006 OR=5,659), sikap ibu (p=0,010) OR=5,500), pendidikan ibu (p=0,027 OR=5,000) dengan kejadian Balita bawah garis merah di wilayah kerja Puskesmas Pasir Putih Kota Pangkalpinang tahun 2018. Sedangkan variabel pendapatan dengan nilai (p=0,344),dan pekerjaan ibu (p=0,194), tidak ada hubungan dengan kejadian Balita bawah garis merah di wilayah kerja Puskesmas Pasir Putih Kota Pangkalpinang Bagi pelaksana program Gizi perlu meningkatkan kesadaran, peran serta ibu balita melalui sosialisasi dan penyuluhan, untuk lebih memperhatikan keadaan dan status Gizi Balita dan betul betul memperhatikan tentang manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) guna menghindari meningkatnya kejdian Balita BGM.
Copyrights © 2018