Pengawetan udang rebon dapat diolah menjadi berbagai produk pangan seperti abon, kerupuk udang, dan tepung udang. Kerupuk udang mempunyai beberapa kualitas bergantung pada komposisi banyaknya udang yang terkandung dalam kerupuk. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh perbandingan tepung udang rebon dan tepung tapioka terhadap karakteristik sensori, fisik dan kimia kerupuk udang serta mengetahui formulasi terbaik pada pembuatan kerupuk udang rebon. Desain percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan rasio tepung udang rebon dan tepung tapioka, yaitu 0:7, 1:6, 2:5, 3:4 dan 4:3 dengan tiga kali ulangan. Parameter uji meliputi sensori, kerenyahan, daya kemekaran linier, kadar air, kadar abu, kadar lemak, kadar protein dan kadar karbohidrat. Data nonparametrik dianalisis dengan Kruskal-Wallis dan uji lanjut Mann-Whitney. Data parametrik dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak tepung udang rebon dan semakin sedikit tepung tapioka yang digunakan menyebabkan peningkatan nilai kadar abu, kadar lemak, kadar protein dan penurunan nilai sensori, kerenyahan, daya kemekaran, kadar air, kadar karbohidrat pada kerupuk udang rebon. Rasio tepung udang rebon dan tepung tapioka yang terbaik adalah 1:6 berdasarkan nilai sensori tertinggi, yaitu 8,07<<8,28. Kerupuk yang dihasilkan dalam penelitian ini memiliki nilai kerenyahan 787,21 s.d. 1188,70 gf, daya kemekaran linier 39.73 s.d. 319.29%, kadar air 9,93 s.d. 11,27 %, kadar abu 4,04 s.d. 12,47%, kadar lemak 0,39 s.d. 1,30 %, kadar protein 0,41 s.d. 37,10%, dan kadar karbohidrat 43,59 s.d. 84,55. Komparasi dengan kerupuk udang menurut SNI No. (8272:2016) bahwa kerupuk udang rebon termasuk grade I dengan kadar protein yaitu 8,03-32,98%.
Copyrights © 2023