Artikel ilmiah ini ditulis dengan maksud mengkisahkan aktivitas membangun toleransi melalui ruang Komunitas Raga Bali. Sebuah komunitas musik yang memiliki kesadaran pengetahuan toleransi keberagaman dengan menjalankan prinsip local genius budaya Bali bernama Pada Gelahang. Perspektif fungsionalisme digunakan untuk memahami 1) struktur, 2) fungsi, dan 3) tindakan pada komunitas Raga Bali sebagai komponen-komponen yang bekerja atau dipakai dalam menanamkan toleransi. Komponen-komponen pada setiap kegiatan komunitas Raga Bali diyakini memiliki fungsi-fungsi edukasi toleransi multikultiralisme. Hasil simpulan dari Artikel ilmiah ini adalah 1) dalam struktur organisasi, I Komang merupakan inisiator dan relawan yang pertama, pemilik ide dan inisiator yang membentuk dan membangun Komunitas Raga Bali sebagai Laboratorium budaya untuk mengembangkan sikap-sikap toleransi dalam konsep Pada Gelahang. 2) Di dalam Komunitas Raga Bali, I Komang dibantu oleh Mukhlis. Mukhlis menjalankan peran fasilitator yang mengimplementasi konsep ke dalam kegiatan atau hal-hal yang harus dilakukan dalam memfasilitasi anggota Komunitas Raga Bali belajar sesuai dengan keadaan atau kenyataan yang diinginkan oleh I Komang atau kesepakatan komunitas. 3) implementasi Pendidikan toleransi pada komunitas adalah kegiatan sosial dibalik proses pelatihan Gamelan Bali. Komunitas ini menghayati toleransi melalui bentuk interaksi musikal, Memainkan sebuah sajian musik Gamelan Bali diharuskan untuk menggunakan sikap bergotong-royong, saling peduli, menjaga stabilitas sosial, dan lain sebagainya.
Copyrights © 2023