Artikel ini mengekplorasi perbedaan performa kecepatan lari atlet atletik tunanetra di Kota Bandung ketika menggunakan metode berlari yang di bantu seorang guide runner dan pada saat menggunakan inovasi teknologi yang di ciptakan oleh Mahasiswa dan dosen Universitas Pendidikan Indonesia. Dua atlet yang memiliki kriteria tunanetra merupakan sampel pada penelitian ini. Metode penelitian kuantitatif dengan Uji Mann-Whitney di aplikasikan untuk menjawab Hipotesis penelitian, Temuan peneliti menunjukan bahwa atlet yang berlari menggunakan metode yang berbeda memiliki perbedaan kecepatan yang signifikan. Hal ini dibuktikan dari hasil uji komparatif yakni Nilai Sig. (2-tailed) sebesar 0,121 atau 0,05 sehingga dapat disimpulkan H1 diterima.
Copyrights © 2023