Rest area merupakan suatu tempat yang penting bagi mereka yang sedang dalam perjalanan jauh. Rest area menjadi tempat bagi penyintas untuk berhenti sejenak, beristirahat, makan, ibadah, menikmati pemandangan, dan lain sebagainya. Kurangnya rest area bagi orang yang dalam perjalanan akan menyulitkan perjalanan mereka. Poros Bantaeng-Bulukumba merupakan jalan penghubung antara kabupaten Jeneponto, Bantaeng dan Bulukumba yang ramai dilalui oleh banyak orang atau penyintas. Jalan poros ini merupakan jalan yang panjang, namun kekurangan rest area sepanjang jalannya. Kondisi jalan yang berpinggiran langsung dengan air menjadi salah satu penyebab kurangnya rest area di daerah ini. Namun, dengan perkembangan teknologi kelautan pada saat ini, hal ini justru menjadi potensi pembangunan rest area yang lebih baik. Teknologi floating structure menjadi solusi untuk masalah ini. Floating structure memiliki efektifitas waktu, biaya, dan dampak lingkungan yang lebih baik jika dibandingkan dengan metode reklamasi. Untuk pembangunannya, penulis menggunakan GAZEBO sebagai bangunan rest area yang di dalam penelitiannya menggunakan pendekatan floating structure perhitungan light weight tonnage (LWT) dan dead weight tonnage (DWT). Hasil dari perhitungan ini akan menentukan tipe dan berat material dan besar kapasitas pengunjung yang dapat ditampung oleh rest area apung.
Copyrights © 2021