Putusnya hubungan bilateral Arab Saudi dan Iran pada tahun 2016 menjadikan pertanda kembalinya ketegangan antara hubungan Arab Saudi dan Iran. Hubungan konfliktual selalu mewarnai hubungan antara Arab Saudi dan Iran, terutama pasca 1979. Revolusi Islam Iran 1979 adalah sebuah peristiwa yang menjadi titik mula dimana hubungan kedua negara menjadi tegang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa akar penyebab dari ketegangan antara Arab Saudi dan Iran di Timur Tengah ini disebabkan karena faktor-faktor non-material. Dalam penelitian ini, penulis menjabarkan mengenai sejarah terbentuknya Sunni-Syi’ah, penerapannya dalam Negara Arab Saudi dan Iran, serta hubungan Arab Saudi dan Iran pasca Revolusi Iran. Selanjutnya, penulis menganalisisnya dengan pendekatan konstruktivisme untuk dapat memahami lebih baik hubungan konfliktual antar kedua negara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui studi pustaka. Pasca revolusi, Iran menjadikan ideologi Syi’ah sebagai dasar negaranya. Berubahnya identitas Iran menjadi negara teokratis Syi’ah ini mengubah cara pandang Arab Saudi dan Iran terhadap satu sama lain. Hal ini disebabkan karena pertentangan ideologi yang dianut oleh kedua negara, Arab Saudi dengan Sunni, dan Iran dengan Syi’ah. Pertentangan ini kemudian mempengaruhi hubungan bilateral Arab Saudi dan Iran dan juga hubungan kedua negara di kawasan Timur Tengah.
Copyrights © 2022