Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Model Gastrodiplomasi Thailand Sebagai Branding Tool Pariwisata Untuk Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Lalu Puttrawandi K; Alfian Hidayat; Ahmad Mubarak Munir
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 2 No. 2: Oktober 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v2i2.3765

Abstract

Nation branding adalah praktik umum bagi negara-negara untuk membangun citranya dalam rangka promosi diri mereka kepada dunia, dengan menciptakan representasi khusus –melalui kata-kata dan gambar visual atau hanya melalui ide dan konsep– yang akan ditangkap oleh negara lain. Hasil dari representasi ini bertujuan untuk mendapatkan pengakuan nama dan penghormatan global. Dalam banyak kasus, negara-negara yang disebut branding didanai oleh pemerintahnya melalui serangkaian kampanye branding dengan harapan membawa manfaat positif dan luas bagi negara mereka, seperti ekonomi yang lebih kuat melalui peningkatan perdagangan dan investasi, modal politik yang lebih besar untuk dimanfaatkan dalam negosiasi, atau peningkatan pendapatan negara yang diperoleh dari sektor pariwisata. Oleh sebab itu, guna menunjang visi besar Indonesia akan diplomasi publik –yang diantaranya diplomasi ekonomi dan diplomasi budaya– sebagai arena nation branding melalui wonderful Indonesia, maka konsep gastrodiplomacy muncul sebagai sebuah entitas soft power Indonesia
CHINA’S HIGH SPEED RAILWAY AND THE STRATEGIC INTEREST IN SOUTHEAST ASIA Ahmad Mubarak Munir
Indonesian Journal of Peace and Security Studies (IJPSS) Vol. 3 No. 1 (2021): Indonesian Journal of Peace and Security Studies
Publisher : Department of International Relations, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ijpss.v3i1.78

Abstract

The objective of this research is to elaborate the strategic advance that will be gained by China both in economic and political sectors. China’s transforming as a new global power, entered in five main destinations for foreign investment, become the consumer of 20%-25% of the world’s iron, steel, aluminum and third consumer of world oil production. China's ability in operating high technology attracts the world to admit China’s role in world politics. High-speed railway (HSR) technology started to investigate in 2004 and entered the production process in 2008; HSR becomes strategic tool for China when it promotes to Southeast Asia. By initiating HSR, China will be able to control the mobility of China's products in the region; the catalyst of the China’s southwestern growth; improving trade and the industrial sector. Supporting one belt one road policy and transforming the bad image of China will be the strategic way in the political sector. The elaboration of the soft power concept by Joseph Nye, Joshua Kurlantzick, and the Chinese conception is the guideline in this study. Qualitative analysis in library research is the main method. Data is taken from books, journals, reports, and websites.
Kepentingan Strategis Cina Dalam Pembangunan Jalur Kereta Cepat Cina- Laos (Laos-China Railways) Ahmad Mubarak Munir; Muhammad Aldi Ramdhani; Yogi Febriantoni Saputra
Indonesian Journal of Peace and Security Studies (IJPSS) Vol. 4 No. 2 (2022): Indonesian Journal of Peace and Security Studies
Publisher : Department of International Relations, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ijpss.v4i2.110

Abstract

Melalui kerangka One Belt One Road Cina secara masif membangun konektivitas kawasan melalui laut, dan darat. Salah satunya membangun jalur kereta api di kawasan Asia Tenggara, Laos menjadi negara pertama yang terintegrasi dengan jalur kereta cepat Cina. Secara geografis Laos bukan negara dengan sumber daya alam melimpah, volume ekspor Laos ke Cina berada pada urutan 7 dari negara Asia Tenggara lain dengan komoditas utama berupa hasil pertanian. Tulisan ini berusaha menggambarkan motivasi Cina membangun jalur kereta cepat Cina-Laos dengan biaya fantastis hampir sepertiga gross domestic product (GDP) Laos. Laos menjadi starting point Cina dalam mendorong integrasi Cina dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara lain. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data studi pustaka
Pengaruh Pertentangan Ideologi Sunni-Syi’ah Terhadap Hubungan Bilateral Arab Saudi-Iran di Timur Tengah Afini Nurdina Utami; Syaiful Anam; Ahmad Mubarak Munir
Indonesian Journal of Peace and Security Studies (IJPSS) Vol. 4 No. 1 (2022): Indonesian Journal of Peace and Security Studies
Publisher : Department of International Relations, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/ijpss.v4i1.111

Abstract

Putusnya hubungan bilateral Arab Saudi dan Iran pada tahun 2016 menjadikan pertanda kembalinya ketegangan antara hubungan Arab Saudi dan Iran. Hubungan konfliktual selalu mewarnai hubungan antara Arab Saudi dan Iran, terutama pasca 1979. Revolusi Islam Iran 1979 adalah sebuah peristiwa yang menjadi titik mula dimana hubungan kedua negara menjadi tegang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa akar penyebab dari ketegangan antara Arab Saudi dan Iran di Timur Tengah ini disebabkan karena faktor-faktor non-material. Dalam penelitian ini, penulis menjabarkan mengenai sejarah terbentuknya Sunni-Syi’ah, penerapannya dalam Negara Arab Saudi dan Iran, serta hubungan Arab Saudi dan Iran pasca Revolusi Iran. Selanjutnya, penulis menganalisisnya dengan pendekatan konstruktivisme untuk dapat memahami lebih baik hubungan konfliktual antar kedua negara. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui studi pustaka. Pasca revolusi, Iran menjadikan ideologi Syi’ah sebagai dasar negaranya. Berubahnya identitas Iran menjadi negara teokratis Syi’ah ini mengubah cara pandang Arab Saudi dan Iran terhadap satu sama lain. Hal ini disebabkan karena pertentangan ideologi yang dianut oleh kedua negara, Arab Saudi dengan Sunni, dan Iran dengan Syi’ah. Pertentangan ini kemudian mempengaruhi hubungan bilateral Arab Saudi dan Iran dan juga hubungan kedua negara di kawasan Timur Tengah.