Budaya memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang multikultural. Budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi mampu membentuk identitas komunitas dan mempengaruhi pola perilaku pemiliknya. Hingga saat ini berbagai seni budaya terus menerus mengalami degradasi sehingga dibutuhkan upaya pelestarian. Pemerintah Aceh melakukannya dengan membangun Taman Budaya guna memfasilitasi kegiatan seniman dan budayawan, tetapi wadah tersebut belum cukup maksimal untuk memfasilitasi berbagai aktivitas penggunanya. Oleh karena itu dibutuhkan wadah baru untuk pengembangan dan pelestarian budaya berupa gedung Pusat Pagelaran Seni dan Budaya Nusantara di Banda Aceh. Perancangan ini terletak di Jalan Soekarnoe Hatta, Ulee Lheue, Kec. Meuraxa, Kota Banda Aceh. Lokasi ini dipilih berdasarkan kecocokan terhadap peruntukan lahan, tingkat kebisingan, tingkat kepadatan, akses transportasi umum, kepadatan laluntias, jarak dengan pusat kota, dan dekat dengan cagar budaya. Tema yang diterapkan adalah gaya arsitektur neo-vernakular dengan menggunakan budaya sekitar dan tetap ramah lingkungan. Dalam penerapannya terdapat lima prinsip neo-vernakular yang digunakan yaitu, meminimalisir ornamen dan dekorasi, menggunakan garis vertikal dan horizontal, memanfaatkan cahaya alami, memiliki ruang terbuka, dan menggunakan material lokal.
Copyrights © 2023