Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STRATEGI PENGEMBANGAN SARANA DAN PRASARANA EKOWISATA KRUENG JALIN KOTA JANTHO Fachrurrazi Fachrurrazi; Sofyan M. Saleh; Izziah Izziah
Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan
Publisher : Prodi Magister Teknik Sipil Unsyiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jarsp.v5i2.25480

Abstract

At present, Kota Jantho sub-district has only one representative tourist attraction with visitors' desires, which is Jantho Panorama Park, which was only developed in 2021. Therefore, the tourist attraction Krueng Jalin that is not properly managed must be developed into an eco-tourism object, so that Jantho City has multiple tourism alternatives that are representative of the population and can have an impact on the economic improvement of the region. This study aims to determine the strategy for developing ecotourism facilities and infrastructure in Krueng Jalin. This study uses a qualitative method approach through interviews and quantitative methods through questionnaires. Resource people and respondents targeted to up to 8 people. Data analysis used Strengths Weaknesses Opportunities Threats (SWOT). The results show that the Krueng Jalin ecotourism facility and infrastructure development strategy that needs to be implemented is to develop the potential for ecotourism packages and propose ecotourism facility and infrastructure development activities in Krueng Jalin to the regional government to participate in Local communities are involved in the planning and construction of ecotourism facilities and infrastructure in Krueng Jalin. Krueng Jalin, established an ecotourism management agency, developed decent work programs or business opportunities for local communities, involved the community in ecotourism management, established zones and visiting hours, provided environmental education to local communities and visitors, arranged income sharing and ecotourism marketing products.
Kajian Penerapan Eco-tech Arsitektur pada Perancangan Gedung Olahraga Berstandar Internasional di Banda Aceh Salman Al-Farisy; Erna Meutia; Izziah Izziah
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 7, No 2 (2023): Volume 7, No.2, Mei 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (895.33 KB) | DOI: 10.24815/jimap.v7i2.21706

Abstract

Gedung Olahraga merupakan gedung yang berfungsi untuk tempat pelaksanaan berbagai macam kegiatan olahraga. Kebutuhan akan gedung olahraga dengan fasilitas yang memadai terus meningkat mengikuti peningkatan minat masyarakat akan olahraga serta dengan pelaksanaan event-event olahraga dalam taraf nasional maupun internasional. Dengan demikian GOR yang berada di Aceh termasuk bangunan dengan tipe B yang belum dapat memenuhi standar untuk dilaksanakannya PON Aceh-Sumut pada tahun 2024 yang akan datang, sehingga diperlukannya pengadaan gedung olahraga baru di Banda Aceh. Tema yang digunakan yaitu eco-tech yang merupakan penggabungan dari kata ekologi dan teknologi. Adapun prinsip dari tema tersebut yaitu Struktural Ekspression, Sculpting with Light, Energy Matters, Urban Responses, Making Connection dan Civil Symbol. Bangunan dengan tema eco-tech architecture ini memiliki ciri yang menggabungkan antara arsitektur berkelanjutan dan high tech architecture yang mana memiliki tujuan utama dapat meminimalisir dampak negatif terhadap lingkungan di sekitar bangunan 
Pusat Pagelaran Seni dan Budaya Nusantara di Banda Aceh Adelia Adelia; Izziah Izziah; Zulhadi Sahputra
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Arsitektur dan Perencanaan Vol 7, No 2 (2023): Volume 7, No.2, Mei 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jimap.v7i2.19596

Abstract

Budaya memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang multikultural. Budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi mampu membentuk identitas komunitas dan mempengaruhi pola perilaku pemiliknya. Hingga saat ini berbagai seni budaya terus menerus mengalami degradasi sehingga dibutuhkan upaya pelestarian. Pemerintah Aceh melakukannya dengan membangun Taman Budaya guna memfasilitasi kegiatan seniman dan budayawan, tetapi wadah tersebut belum cukup maksimal untuk memfasilitasi berbagai aktivitas penggunanya. Oleh karena itu dibutuhkan wadah baru untuk pengembangan dan pelestarian budaya berupa gedung Pusat Pagelaran Seni dan Budaya Nusantara di Banda Aceh. Perancangan ini terletak di Jalan Soekarnoe Hatta, Ulee Lheue, Kec. Meuraxa, Kota Banda Aceh. Lokasi ini dipilih berdasarkan kecocokan terhadap peruntukan lahan, tingkat kebisingan, tingkat kepadatan, akses transportasi umum, kepadatan laluntias, jarak dengan pusat kota, dan dekat dengan cagar budaya. Tema yang diterapkan adalah gaya arsitektur neo-vernakular dengan menggunakan budaya sekitar dan tetap ramah lingkungan. Dalam penerapannya terdapat lima prinsip neo-vernakular yang digunakan yaitu, meminimalisir ornamen dan dekorasi, menggunakan garis vertikal dan horizontal, memanfaatkan cahaya alami, memiliki ruang terbuka, dan menggunakan material lokal.