JIM: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Sejarah
Vol 2, No 4 (2017): Nopember, Sejarah Kota dan Sejarah Pedesaan

PERKEMBANGAN PELABUHAN ULEE LHEUE PASCA TSUNAMI 2005-2016

Nurul Aini (Unknown)
Alamsyah , (Unknown)
Zainal Abidin (Unknown)



Article Info

Publish Date
20 Dec 2017

Abstract

ABSTRACTIndonesia is an archipelagic country surrounded by vast seas so that adequate transportation infrastructure is needed to move from one place to another. Port of Ulee Lheue as one of the infrastructures that support the progress of sea transportation in Banda Aceh. This research raises the problem of the existing transportation in Banda Aceh City, especially the sea transportation crossing that is the port of Ulee Lheue after tsunami of Aceh 2004 until 2016.This study aims to analyze and examine the background of Ulee Lheue Port development before and after the 2004 Aceh Tsunami, to find out how the development of Ulee Lheue port development after the tsunami and the development of Ulee Lheue Port of Aceh after the tsunami in 2004 until 2016.The approach used in this study is a qualitative approach using historical methods. Data collection techniques used are by way of field observation, documentation, interviews and literature study. While the data analysis technique used is by way of source criticism or verification and interpretation of sources and techniques of writing using historiography systematics. The research results obtained by Ulee Lheue port was built by the Dutch military in 1876 and closed in the 80s with various factors and was transferred to Malahayati Port, until finally built and managed back in early 2000s by Pemko Banda Aceh through UPTD Port of Ulee Lheue Dishubkominfo Banda Aceh with office building consists of 3 floors. In 2004 all facilities at the Ulee Lheue port were damaged by the devastating tsunami that struck most of Aceh. In June 2005 the Australian Government through Australia Indonesia Partnership for Reconstruction and Development (AIPRD) provided assistance to UNDP to undertake phase 1 in the reconstruction of ports, but development was focused solely on serving the transportation needs of marine logistics to assist in reconstruction of Banda Aceh City and other areas affected by the tsunami. And resumed with the construction of phase 2 facilities in 2007-2008. Up to now there are only a few additional facilities.Keywords : Construction, Harbor.  ABSTRAKIndonesiamerupakan negara kepulauan yang dikelilingi lautan  luas sehingga diperlukan infrastruktur transportasi yang memadai untuk dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Pelabuhan Ulee Lheue sebagai salah satu prasarana yang mendukung kemajuan transportasi laut di Banda Aceh.Penelitian ini mengangkat masalah tentang transportasi yang ada di Kota Banda Aceh, khususnya transportasi penyebrangan laut yaitu pelabuhan Ulee Lheue pasca tsunami Aceh 2004 sampai 2016.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengkaji latar belakang pembangunan Pelabuhan Ulee Lheue sebelum dan sesudah Tsunami Aceh 2004, untuk mengetahui bagaimana perkembangan pembangunan pelabuhan Ulee Lheue pasca tsunami dan perkembangan pengelolaan Pelabuhan Ulee Lheue pasca tsunami Aceh pada tahun 2004 hingga 2016. Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode sejarah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan cara observasi lapangan, dokumentasi, wawancara dan studi kepustakaan. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan yaitu dengan cara kritik sumber atau verifikasi dan penafsiran sumber serta teknik penulisan menggunakan sistematika historiografi.Hasil penelitian diperoleh pelabuhan Ulee Lheue dibangun oleh pihak militer Belanda pada tahun 1876 dan ditutup pada tahun 80-an dengan berbagai faktor dan dialikan ke Pelabuhan Malahayati,  sampai pada akhirnya dibangun dan dikelola kembali pada awal tahun 2000-an oleh pihak Pemko Banda Aceh melalui UPTD Pelabuhan Ulee Lheue Dishubkominfo Banda Aceh dengan gedung perkantoran terdiri dari 3 lantai. Pada tahun 2004 seluruh fasilitas pada pelabuhan Ulee Lheue rusak akibat bencana tsunami yang menimpa hampir seluruh wilayah Aceh. Pada bulan Juni 2005 pemerintah Australia melalui Australia Indonesia Partnership for Reconstruction and Development (AIPRD) memberikan bantuan kepada UNDP untuk menjalankan tahap 1 dalam pembangunan kembali pelabuhan, namun pembangunan pada masa itu hanya difokuskan untuk melayani kebutuhan transportasi logistik via laut guna membantu rekonstruksi Kota Banda Aceh dan daerah lainnya yang terkena dampak bencana tsunami. Dan dilanjutkan kembali dengan pembangunan fasilitas tahap 2 padatahun 2007-2008. Hingga sekarang hanya ada beberapa penambahan fasilitas saja.Kata kunci: Perkembangan, Pelabuhan.

Copyrights © 2017






Journal Info

Abbrev

sejarah

Publisher

Subject

Humanities Education Social Sciences

Description

The journal publishes writings on (1) History Education; (2) History of Education; (3) Social Sciences; (4) Social Sciences Education; (5) Sociology Education; (6) Economi; (7) Social Economi; (8) Law, (9) History of Military; (10) Philosophy of History; (11) Historiography; (12) Humanities; (13) ...