The Church can contemplate and act upon the implementation of its activities in the post-COVID-19 pandemic era. Generally, the Church has traditionally conducted its activities in a face-to-face manner, but the increasing modernization of society has led to the adoption of indirect methods as well. In this research, these two approaches are not seen as contradictory but are viewed from a different perspective, presenting a model for the Church, namely the hybrid model. The aim of this research is to demonstrate that the hybrid Church model is an intriguing and beneficial ecclesiological approach for the enhancement of a healthy and vibrant Church in contemporary times. This study employs a literature review to present an argument based on valid references, and the author also conducts field research, including observations and interviews, as data collection techniques. The author finds that the hybrid model can serve as a solution to assist churches in carrying out religious practices. Abstrak Indonesia Gereja dapat berpikir dan bertindak tentang pelaksanaan kegiatannya di era pasca pandemi COVID-19. Secara umum, gereja melakukan kegiatan secara langsung, tetapi perkembangan zaman yang kian modern membuat gereja juga memberlakukan kegiatan secara tidak langsung. Dalam penelitian ini, kedua hal itu tidak dipertentangkan, melainkan diambil sudut pandang lain dengan menampilkan suatu model bagi gereja, yaitu hibrida. Tujuan penelitian ini menunjukkan bahwa gereja bermodel hibrida adalah pendekatan eklesiologi yang menarik dan bermanfaat tentang peningkatan gereja yang sehat dan segar di zaman kontemporer. Penelitian ini menggunakan studi kepustakaan dalam memunculkan suatu argumen dari referensi valid, serta penulis juga melakukan studi lapangan berupa observasi dan wawancara sebagai teknik pengumpulan datanya. Penulis menemukan bahwa model hibrida dapat menjadi jawaban untuk membantu gereja-gereja melaksanakan praktik religius.
Copyrights © 2023