Latar belakang: : Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi merupakan penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan peningkatan tekanan sistol lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastol lebih dari 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah tinggi secara terus menerus dapat mengancam kesehatan dan jiwa dan masalah yang terjadi berupa stroke, infark miokard, gagal jantung, dan gangguan penglihatan. Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 34,11%. Menurut propinsi, kejadian tertinggi di Kalimantan Selatan (44,13%), diikuti Jawa Barat (39,60%), Kalimantan Timur (39,30%), Jawa Tengah (37,57%), Kalimantan Barat (36,99%), Jawa Timur (36,32%), Yogyakarta (32,86%), dan untuk Nusa Tenggara Timur (27, 72%). Sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan kelompok umur tertinggi pada umur ≥75 (69,53%), diikuti umur 65-74 (65,74%), umur 45-54 (45,32%), dan umur 25-24 (20,13%) (Kemenkes, 2018). Menurut Profil Kesehatan DIY tahun 2020, prevalensi hipertensi di DIY menduduki peringkat ke 4 sebagai kasus hipertensi tertinggi di Indonesia. Hipertensi di DIY masuk di dalam 10 besar kasus hipertensi yag tinggi dan termasuk 10 besar penyakit penyebab kematian di DIY. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas senam jantung terhadap penurunan tekanan darah. Metode : Penelitian ini menggunakan quasi experiment. Data diperoleh melalui pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan intervensi sebanyak 6 kali, kemudian data yang diperoleh diolah dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan. Hasil: : Terdapat 6 (60%) responden berusia 60 tahun keatas, dan terdapat 8 (80%) responden memiliki penurunan tekanan darah setelah melakukan senam jantung. Kesimpulan: sebanyak 37,5% dari 80 responden yang mengalami penurunan tekan darah setelah menjalani senam jantung namun mengalami fluktuasi tekanan di tengah pengukuran tekanan darah.
Copyrights © 2023