Sri Wulandari
Program Studi Fisioterapi Program Diploma Tiga, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Respati Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT WANITA USIA SUBUR (WUS) TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DI KLINIK KELUARGA SEMBADA NGAGLIK SLEMAN Retno Risa Utami; Sri Wulandari; Ayu Fitriani
Jurnal Kesehatan Karya Husada Vol 7 No 1 (2019): Jurnal Kesehatan Karya Husada
Publisher : LPPM Politeknik Kesehatan Karya Husada Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Salah satu upaya pemerintah meningkatkan pemakaian kontrasepsi yang efektif dengan program KB. Pada umumnya masyarakat memilih metode non MKJP seperti IUD, implant, MOW kurang diminati. Tujuan : Diketahuinya faktor yang mempengaruhi minat WUS terhadap pemakaian IUD di Klinik Keluarga Sembada. Metode Penelitian : Penelitian dilaksanakan di Klinik Keluarga Sembada. Jenis penelitian deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional dan teknik yang digunakan accidental sampling. Subyek dalam penelitian ini WUS berjumlah 107 orang. Instrumen yang digunakan kuesioner, dengan uji Chi Square. Hasil : Responden primipara menggunakan non IUD 37 orang (78,7%). Responden multipara menggunakan IUD 38 orang (63,3%), hasil p-value 0,000. Responden pengetahuan baik menggunakan non IUD 43 orang (51,2%). Responden pengetahuan cukup menggunakan non IUD 16 orang (69,6%) hasil p-value 0,157. Responden mempunyai sikap positif terhadap IUD 37 orang (64,9%). Responden yang mempunyai sikap negatif terhadap non IUD 39 orang (78%) hasil p value 0,00.Responden mendapatkan dukungan suami dalam pemakaian IUD 36 orang (55,4%), Responden yang tidak mendapatkan dukungan suami dalam pemakaian non IUD 30 orang (71,4%) hasil p value 0,05. Kesimpulan : Ada hubungan sikap dengan pemakaian IUD. Ada hubungan paritas dengan pemakaian IUD. Ada hubungan dukungan suami dengan pemakaian IUD. Tidak ada hubungan pengetahuan dengan pemakaian IUD. Kata kunci : Paritas, Sikap, Pengetahuan, Dukungan Suami, IUD
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPESERTAN KB HORMONAL DI BPM DINI MELANI, CONDONGCATUR DEPOK SLEMAN, DIY Aurora Ranims; Sukmawati Sukmawati; Sri Wulandari
Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga Vol 2, No 1 (2017)
Publisher : STIKES Ar-Rum Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36409/jika.v2i1.3

Abstract

Keluarga Berencana merupakan target SDGs tahun 2015 diharapkan pada 2030 terjamin akses semesta kepada pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk KB, informasi dan edukasi, serta integrasi kesehatan reproduksi kedalam strategi dan program nasional. Pencapaian peserta KB aktif di Kota Yogyakarta sebesar 60,8%, Gunung Kidul 54, 6%. Kulonprogo 57,5%, Bantul 66% dan Sleman sebesar 67,7%. Program Keluarga Berencana dari sasaran 153.703 PUS (Pasangan Usia Subur) di Kabupaten Sleman, 16.347 PUS (10,6%) adalah peserta KB aktif baru. Jumlah KB aktif sebanyak 123.264 PUS (80,2%) terdiri dari 42.865 orang (34,8%) sebagai akseptor KB dengan MKJP (metode kontrasepsi Jangka Panjang), akseptor Non MKJP meliputi: suntik, 59.770 PUS (48,5%), PIL sebanyak 12.394 (10,1%), dan Kondom sebanyak 8.235 (6,7%). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di BPM Dini Melani, Gempol, Condong Catur pada tanggal 04 Desember 2015 terdapat 175 orang akseptor KB hormonal dan 21 akseptor KB IUD yang melakukan kunjungan ulang dan konsultasi KB. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya faktor-faktor yang berhubungan dengan kepesertaan KB hormonal. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional, di BPM Dini Melani pada tanggal 5-19 Agustus 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah akseptor KB hormonal sebanyak 60 orang. Instrumen penelitian ini adalah kuisioner dengan teknik pengambilan sampel berupa purposive sampling, menggunakan analisis chi kuadrat (X2). Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara faktor umur (X2=2,911, p-palue= 0,718), pendidikan (X2=4,511, p-value 0,312), pekerjaan (X2=2,766 0, p-value=230) dan paritas (X2=1,901, p-value=0,917) dengan kepesertaan KB hormona. Faktor pengetahuan berhubungan dengan kepesertaan KB hormonal (X2=16,668, p-value=0,001). Simpulan penelitian ini mayoritas jenis kepesertaan KB hormonal adalah suntik. Tidak ada hubungan faktor umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas dengan kepesertaan KB hormonal, faktor pengetahuan berhubungan dengan kepesertaan KB hormonal.
Pemeriksaan Status Gizi sebagai Upaya Deteksi Obesitas dan Obesitas Sentral Melalui Pos Pelayanan Terpadu (Posbindu) di Universitas Respati Yogyakarta Sri Kadaryati; Sri Wulandari; Wahyu Rochdiat Murdhiono; Masruroh Masruroh; Ariyanto Nugroho; Yelli Yani Rusyani; Theresia Puspitawati; Rodiyah Rodiyah; Melania Wahyuningsih; Yunita Indah Prasetyaningrum; Tri Mei Khasana; Devillya Puspita Dewi
Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Universitas Al Azhar Indonesia Vol 5, No 3 (2023): Agustus 2023
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/jpm.v5i3.2199

Abstract

Kejadian obesitas dan obesitas sentral meningkat dalam dua dekade terakhir di Indonesia. Pos Pelayanan Terpadu (Posbindu) di Universitas Respati Yogyakarta (UNRIYO) telah dibentuk pada tahun 2021. Instrumen yang digunakan pada pencatatan monitoring kesehatan berupa Kartu Menuju Sehat Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular (KMS FR-PTM) memiliki beberapa keterbatasan untuk digunakan pada pelaksanaan posbindu di UNRIYO. Hasil pemeriksaan status gizi yang dilaksanakan kepada para civitas akademik pada posbindu bulan Oktober 2021 menunjukkan tingginya kejadian status gizi lebih berdasarkan indeks massa tubuh (IMT) dan lingkar perut. Pemantauan status gizi diperlukan untuk mengetahui status kesehatan dari para civitas akademik di lingkungan Universitas Respati Yogyakarta. Kegiatan diawali dengan penyusunan instrumen posbindu, sosialisasi instrumen, apersepsi, kemudian pemeriksaan status gizi pada posbindu bulan November 2022. Penyusunan instrumen KMS Posbindu telah dilaksanakan dengan menyesuaikan aplikasi teknis pemeriksaan pada posbindu di UNRIYO, yaitu penambahan beberapa pengukuran dan parameternya, serta cara pengisian KMS yang disesuaikan dengan waktu pelaksanaan posbindu. Berdasarkan hasil pemeriksaan status gizi, diketahui lebih dari setengah jumlah peserta posbindu mengalami status gizi lebih berdasarkan IMT dan lingkar perut. Pemeriksaan kesehatan di posbindu sebaiknya dapat dilakukan secara rutin agar dapat memantau kondisi kesehatan para civitas akademik.Kata Kunci: Pemantauan Status Gizi, Civitas Akademik, Posbindu, Penyakit Tidak Menular
EFEKTIVITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA PENDERITA HIPERTENSI J. Nugrahaningtyas Wahjuning Utami; Sri Wulandari; Tutik Astuti; Siti Fitriani Simatupang
Medika Respati : Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol 18, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/mr.v18i2.867

Abstract

Latar belakang: : Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi merupakan penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan peningkatan tekanan sistol lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastol lebih dari 90 mmHg. Peningkatan tekanan darah tinggi secara terus menerus dapat mengancam kesehatan dan jiwa dan masalah yang terjadi berupa stroke, infark miokard, gagal jantung, dan gangguan penglihatan. Prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada umur ≥18 tahun sebesar 34,11%. Menurut propinsi, kejadian tertinggi di Kalimantan Selatan (44,13%), diikuti Jawa Barat (39,60%), Kalimantan Timur (39,30%), Jawa Tengah (37,57%), Kalimantan Barat (36,99%), Jawa Timur (36,32%), Yogyakarta (32,86%), dan untuk Nusa Tenggara Timur (27, 72%). Sedangkan prevalensi hipertensi berdasarkan kelompok umur tertinggi pada umur ≥75 (69,53%), diikuti umur 65-74 (65,74%), umur 45-54 (45,32%), dan umur 25-24 (20,13%) (Kemenkes, 2018). Menurut Profil Kesehatan DIY tahun 2020, prevalensi hipertensi di DIY menduduki peringkat ke 4 sebagai kasus hipertensi tertinggi di Indonesia. Hipertensi di DIY masuk di dalam 10 besar kasus hipertensi yag tinggi dan termasuk 10 besar penyakit penyebab kematian di DIY. Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas senam jantung terhadap penurunan tekanan darah. Metode : Penelitian ini menggunakan quasi experiment. Data diperoleh melalui pengukuran sebelum dan sesudah dilakukan intervensi sebanyak 6 kali, kemudian data yang diperoleh diolah dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan. Hasil: : Terdapat 6 (60%) responden berusia 60 tahun keatas, dan terdapat 8 (80%) responden memiliki penurunan tekanan darah setelah melakukan senam jantung. Kesimpulan: sebanyak 37,5% dari 80 responden yang mengalami penurunan tekan darah setelah menjalani senam jantung namun mengalami fluktuasi tekanan di tengah pengukuran tekanan darah.