Kasus stunting dan kurang gizi di kota Surabaya masih menjadi permasalahan pelik. Pasalnya, meski sudah mengalami penurunan drastis hingga 50%, tetapi prevalensi kasus positifnya masih melebihi ambang batas maksimal yang ditetapkan oleh BKKBN. Dilansir dari BPS dan BKKBN Provinsi Jawa Timur pada tahun 2021, kasus stunting di Kota Surabaya mencapai lebih dari 1.000 kasus atau setara 28,9% dan kasus kurang gizi mencapai lebih dari 160 kasus yang tersebar di seluruh wilayah kota Surabaya. Salah satu penyebab tingginya kasus ini adalah standar sanitasi masyarakat atau Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) masih belum memenuhi indikator baik atau bersih. Oleh karena itu, dengan menggunakan analisis Multivariate Analysis of Variance (MANOVA) akan dibuktikan sekaligus menjawab hasil penelitian terdahulu terkait pengaruh standar sanitasi terhadap kedua kasus tersebut. Dengan menggunakan metode studi literatur dan mengambil data sekunder dengan pendekatan statistik kuantitatif dimana prevalensi stunting dan kurang gizi sebagai variabel dependen dan standar sanitasi sebagai variabel independen terbukti bahwa standar sanitasi memang berpengaruh terhadap kondisi kurang gizi dan stunting di kota Surabaya. Hasil ini sangat bermanfaat untuk menindaklanjuti kasus agar pemerintah, dinas terkait, serta masyarakat umum mampu bersinergi untuk menuju ”zero stunting and malnutrition” di kota Surabaya.
Copyrights © 2023