Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui miskonsepsi tentang operasi aljabar yang dominan terjadi pada siswa dan proses pengerjaan operasi oleh siswa yang memiliki miskonsepsi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan instrumen tes dikotomi dan wawancara. Subjek penelitian 59 siswa kelas VII SMP. Hasil penelitian menunjukkan 4 miskonsepsi yang dominan terjadi pada siswa, yaitu (1) siswa tidak membedakan antara koefisien dan konstanta, dimana proses pengerjaan siswa yang memiliki miskonsepsi ini adalah mengubah semua bilangan dengan turus, atau menjumlahkan secara langsung bilangan koefisien dan konstanta, atau menganggap variabel x sebagai bilangan 1; (2) siswa tidak memahami konsep operasi penjumlahan dan pengurangan bentuk aljabar dengan koefisien berupa bilangan pecahan, dimana proses pengerjaan siswa yang memiliki miskonsepsi ini adalah mengubah semua bilangan dengan turus, atau menganggap variabel x sebagai bilangan 1, atau menjumlahkan dan mengurangkan pembilang dengan pembilang, kemudian menjumlahkan dan mengurangkan penyebut dengan penyebut, atau menjumlahkan x+x menjadi x2; (3) siswa tidak memahami konsep operasi pembagian bentuk aljabar, dimana proses pengerjaan siswa dengan miskonsepsi ini adalah mengubah semua bilangan dengan turus, atau salah dalam melakukan aturan pembagian, atau menganggap hasil operasi harus ada variabel x, atau mengganti penyebut ke bilangan yang dapat dibagi dengan pembilang, atau melakukan pengurangan ketika yang diminta adalah pembagian, (4) siswa tidak memahami konsep operasi perkalian bentuk aljabar, dimana proses pengerjaan siswa yang memiliki miskonsepsi ini adalah mengubah semua bilangan dengan turus, atau menganggap variabel x sebagai bilangan 1, atau tidak memahami sifat distributif perkalian.
Copyrights © 2023