Kandungan selulosa yang terdapat dalam buah sabut lontar cukup melimpah. Selulosa asetat dapat dibuat dengan memanfaatkan selulosa dari sabut buah lontar. Tujuan dari penelitian ini, untuk menentukan karakteristik selulosa asetat yang terbuat dari sabut buah lontar (Borassus flabellifer Linn) dan volume anhidrida asetat optimum pada sintesis selulosa asetat. Tahapan pada penelitian ini antara lain preparasi sampel sabut buah lontar, isolasi selulosa dari sabut buah lontar (tahap delignifikasi dan bleaching) dan sintesis selulosa asetat dari sabut buah lontar (aktivasi, asetilasi, hidrolisis). Pengujian kadar air, kadar asetil, derajat subtitusi, kelarutan dan analisis gugus fungsi menggunakan Fourier Transfor Infra-Red (FTIR). Untuk memperoleh selulosa murni selulosa dari sabut buah lontar harus didelignifikasi dan dibleaching agar sisa lignin pada selulosa dapat menghilang. Selulosa diaktivasi menggunakan asam asetat glasial selama 60 menit, diasestilasi dengan variasi volume anhidrad asetat 24, 26, 28, 30 mL selama 1 jam pada suhu 500C dan dihidrolisis dengan akuades. Hasil kondisi optimum dengan asetat amhidrida adalah volume 30 mL dengan rendemen selulosa asetat 1,95%, kadar air 3,68%, kadar asetil 43,06% dan derajat subtitusi 2,79. Sintesis selulosa asetat dengan analisis FTIR menyatakan bahwa, sintesis yang dilakukan berhasil diindikasikan dengan puncak tajam terhadap gugus karbonil dan ester pada bilangan gelombang 1738-1751 cm-1 dan 1228-1247 cm-1. Selulosa asetat yang dihasilkan termasuk jenis selulosa diasetat yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut sebagai bahan pembuatan membran, perekat film, filter masker dan pembuatan bioplastik.
Copyrights © 2023