Daging babi merupakan salah satu jenis daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat di Provinsi Bali. Hal ini tidak terlepas dari adat dan budaya masyarakat Bali yang banyak menggunakan daging babi sebagai pelengkap dalam pelaksanaannya. Selain itu, memelihara babi sudah menjadi kebiasaan bahkan tradisi di setiap keluarga terutama di daerah perdesaan. Berkaca dari kebutuhan yang ada dan latar belakang budaya tersebut, banyak bermunculan peternak-peternak babi dalam skala kecil maupun besar hampir di semua kabupaten di Bali. Kemunculan usaha peternakan babi ini menjadi angin segar sebagai penyeimbang sumber pendapatan masyarakat Bali yang didominasi berasal dari sektor pariwisata. Seiring dengan perkembangan kebutuhan babi di Bali, hal tersebut disambut sebagai potensi usaha bagi beberapa masyarakat. Salah satunya adalah Kelompok Ternak Kelani yang berlokasi di Br. Petapan, Dusun Swelagiri, Desa Aan, Kab. Klungkung. Namun dalam perjalanannya usaha ini masih menemukan kendala. Kendala yang pertama adalah keterbatasan modal sehingga proses produksi masih terbatas. Kedua adalah kelompok ini tidak pernah membuat laporan keuangan sehingga tidak bisa diketahui perkembangan usaha atau kinerja dari kelompok ini. Ketiga adalah distribusi serta pemasaran produk yang masih dilakukan secara konvensional. Solusi yang ditawarkan untuk masalah ini adalah 1) pelatihan penghitungan harga pokok dan pencatatan transaksi 2) pemberian sosialisasi dan pendampingan terkait strategi pemasaran untuk meningkatkan pangsa pasar menggunakan strategi marketing mix dan juga digital marketing yang dilakukan untuk mengatasi kendala terkait keterbatasan cakupan wilayah pemasaran 3) penyediaan sarana dan prasarana penunjang produksi.
Copyrights © 2023