Susut transmisi perlu diperhitungkan dalam optimisasi aliran daya pada Sistem Khatulistiwa. Optimisasi aliran daya sebagai suatu studi sistem tenaga yang memberikan banyak informasi yang antara lain berupa sudut fasa tegangan tiap bus dalam sistem, besar daya pembangkitan dan beban aktif maupun reaktif pada tiap bus. PT. PLN (Persero) Unit Pelaksana Penyaluran dan Pengatur Beban (UP3B) Kalbar saat ini, beban sistem Khatulistiwa 61, 80% ada di pusat Kota Pontianak, sementara pembangkit 76.16% merupakan suplai dari Sarawak Electricity Supply Corporation (SESCO) dan selebihnya dari PLTU, PLTD dan pembangkit lainnya di Kalimantan Barat. Penelitian ini menentukan nilai susut/rugi-rugi daya antara sebelum dan sesudah interkoneksi IPP PLTU Kalbar-1 Sistem Khatulistwa menggunakan metode Newton Raphson. Tegangan nominal bus Sistem Khatulistiwa (+5%;-10%), sesuai dengan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2016. Aliran daya menggunakan metode Newton Raphson pada sistem khatulistiwa sebelum dilakukannya interkoneksi IPP PLTU Kalbar-1 hasil simulasi didapatkan total rugi daya aktif 9,535 MW, sedangkan total rugi daya reaktif sebesar 184,829 MVAr, dengan persentase total rugi daya aktif sebesar 2,4644%. Dengan perhitungan aliran daya metode Newton Raphson pada sistem khatulistiwa setelah interkoneksi menghasilkan total rugi daya aktif 7,228 MW, sedangkan total rugi daya reaktif 76,52 MVAr, dengan persentase total rugi daya aktif sebesar 1, 4703%.
Copyrights © 2022