Antioksidan merupakan suatu senyawa yang mampu menangkal atau merendam efek negatif dari radikal bebas dengan cara mendonorkan salah satu elektronnya sehingga radikal bebas bersifat lebih stabil dan mencegah terjadinya reaksi berantai. Salah satu tanaman yang berpotensi sebagai antioksidan adalah jeringau merah. Jeringau merah merupakan salah satu tanaman endemic Kalimantan Barat yang terdapat di berbagai wilayah Sanggau, Ngabang, dan Kapuas Hulu yang telah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pedalaman suku Dayang dalam mengobati berbagai penyakit. Tanaman jeringau mengandung beberapa senyawa kimia antara lain flavonoid, fenol, saponin, tanin, dan stroid yang memiliki ptensi sebagai antioksidan.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antioksidan fraksi metanol daun jeringau merah. Proses ekstraksi dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut methanol selama 3 x 24 jam, dimana pelarutnya diganti setiap 24 jam sekali. Ekstraks metanol yang diperoleh selanjutnya di fraksinasi dengan pelarut berdasarkan tingkat kepolaran yaitu etil asetat dan metanol. Kemudian campuran dimasukkanke dalam corong pisah dan digojog kuat. Selanjutnya labu gojog didiamkan hingga terbentuk kedua lapisan yaitu lapisan atas fraksi metanol dan lapisan bawah fraksi etil asetat. Hasil fraksi metanol kemudian ditampung dan diuapkan. Metode yang digunakan untuk mengukur aktivitas antioksidan adalah metode DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil).Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu fraksi metanol daun jeringau merah konsentrasi 150, 125, 100, 75 dan 50 ppm dengan pengulangan sebanyak tiga kali. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi metanol daun jeringau merah memiliki kandungan metabolit sekunder yaitu alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, fenol, steroid, dan glikosida serta memiliki aktivitas antioksida yang kuat karena memiliki ICâ‚…â‚€ SEBESAR 77 PPM.
Copyrights © 2020