Gangguan kognitif menjadi salah satu permasalahan utama pada lansia. Upaya lansia untuk menjaga jaringan sosial (social network) dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial (social activity) disinyalir berkaitan dengan permasalahan kognitif yang dialaminya. Tujuan penelitian adalah mengkaji pengaruh permasalahan aktivitas sosial dan jaringan sosial terhadap keterlibatan sosial (social engagement) dan dampaknya pada gangguan kognitif pada lansia. Penelitian dilakukan secara observasional dengan desain cross sectional terhadap lansia di Desa Penarukan, Kec. Adiwerna, Tegal. Sampel penelitian berjumlah 45 orang yang diperoleh dengan purposive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Index Social Disengagement dan Mini Mental State Examination (MMSE). Data penelitian dianalisis dengan uji regresi logistik biner menggunakan software SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas sampel perempuan (58%), dan umur 60-74 tahun (76%). Hasil uji menunjukkan bahwa lansia dengan gangguan social engagement beresiko meningkatkan gangguan kognitif sebesar 5,091 kali (OR= 5,091, CI95%= 1,319 hingga 19,649, p=0,018.). Lansia dengan permasalahan di aktivitas sosial berisiko mengalami gangguan social engagement lebih besar ((OR= 36, CI95%= 4,024 hingga 322,088, p=0,001.) dibandingkan permasalahan pada jaringan sosial (OR= 5,333, CI95%= 1,453 hingga 19,579, p=0,012.). Permasalahan aktivitas sosial lebih berpengaruh terhadap gangguan social engagement lansia sehingga lebih berisiko 5 kali mengalami gangguan kognitif. Lansia sebaiknya aktif mengikuti kegiatan di masyarakat untuk mengurangi gangguan kognitif.
Copyrights © 2023