Barito kuala merupakan penyumbang terbesar di Kalsel dari 12 provinsi/kota , dengan produksi ±330.000 ton atau 16,6% ( BPS, 2015 ). Barito kuala didominasi oleh dataran pasang surut seluas ±300.000 hektar ( 96,1%) dan sisanya ±11.000 hektar (3,9%) dataran rendah. Potensi daerah pasang surut di Kabupaten Barito Kuala adalah±120.000 hektar dan terdiri dari Overflow Tipe A (49,7%) , Overflow Tipe B (31,9%) dan Overflow Tipe C (18,45%) dengan Luas persawahan ±100.000 hektar , namun masih banyak potensi untuk pengembangan lahan ,Salah satu faktor kunci keberhasilan pengembangan lahan basah adalah teknik pengelolaan tanah dan air yang tepat untuk menciptakan media pertumbuhan yang sangat baik bagi tanaman. Pengelolaan air dalam kegiatan pertanian dilahan gambut pasang surut dapat berhasil  dengan baik jika dilakukan secara hati-hati, karena pengelolaan air tidak mungkin dapat tercapai secara langsung serta tidak mungkin dapat dilakukan segera setelah lahan direklamasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengklarifikasi pengaruh pasang surut terhadap produktivitas padi dan keasaman pH air. Pengamatan lapangan selama dua hari menunjukkan bahwa kualitas air sangat mempengaruhi Tanaman terutama Padi yaitu diangka 5 dengan kondisi yang baik di Desa Kolam kiri dalam ( TMU 1,TMU 6,TMU 7.TMU 8 dan TMU 9 ) Memiliki permodelan yang tidak sama antara Muara , Tengah , dan Ujung saluran yang mengakibatkan air tidak rata sampat ke ujung salurah , tetapi jika curah hujan yang tinggi maka air bisa sampai ke ujung saluran tetapi dengan hitungan lambat serta Memiliki warna air lumayan bening pada daerah muara saluran dan berwarna coklat kekuning kuningan cenderung keruh pada daerah tengah Saluran.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023