Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

ANGKA KEJADIAN SERANGAN STROKE PADA WANITA LEBIH RENDAH DARIPADA LAKI-LAKI Handayani, Fitria
Jurnal Keperawatan Medikal Bedah Vol 1, No 1 (1): Jurnal Keperawatan Medikal Bedah
Publisher : Jurnal Keperawatan Medikal Bedah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang Stroke berada di urutan ketiga sebagai penyebab kematian di dunia setelah jantung dan kanker, selain itu stroke juga merupakan penyebab kecacatan jangka panjang nomor satu di dunia. Estrogen memegang peranan penting sebagai vasodilator pembuluh darah pada wanita, sehingga wanita lebih kecil terserang stroke dari pada laki-laki. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untukmengetahui frekuensi kejadian serangan stroke pada laki-laki dan frekuensi kejadian stroke pada wanita, khususnya di Rumah Sakit Dr. Karyadi Semarang. Metode Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien stroke di Unit Stroke dan B1 Syaraf RSUP Dr. Kariadi Semarang. Jumlah sampeld alam penelitian ini adalah 90orang. Waktu penelitian yaitu bulan Maret hingga April 2012. Analisa univariat digunakan untuk mendiskripsikan proporsi responden dengan cara distribusi frekuensi. Hak – hak subjek dalam semua disiplin ilmu harus dilindungi dengan baik. Masalah etika yang diperhatikan adalah sebagai Inform Consent, Anonimity,dan confidentialy. Hasil Hasil penelitian adalah terdapat 62 orang (68,9%) lakilaki dan 28 orang (31.1%) wanita. Kesimpulan Hal ini menujukan bahwa angka kejadian serangan stroke pada wanita lebih kecil dari pada laki-laki. Hormon-hormon pada wanita memiliki peranan dalam proteksi terhadap penyakit pembuluh darah. Namun, kecacatan setelah serangan stroke tetapdiperhatikan untuk mempertahankan kesejahteraan wanita.Kata Kunci : Serangan Stroke, Wanita, Rendah
HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PT. X DI PASURUAN Handayani, Fitria
CALYPTRA : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya Vol 5, No 1 (2016): CALYPTRA : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya
Publisher : University of Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kinerja karyawan merupakan faktor penting untuk diperhatikan oleh perusahaan. Kinerja merupakan hasil kerja yang telah dicapai oleh seorang karyawan dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan perusahaan. Kinerja karyawan yang baik dapat mempengaruhi kepuasan kerja pada diri karyawan. Munculnya kepuasan kerja dapat membuat meningkatnya kinerja karyawan. Dalam penelitian ini akan menguji aspek dalam kepuasan kerja manakah yang memiliki hubungan dengan kinerja karyawan. Subjek penelitian adalah karyawan bagian produksi PT. X di Pasuruan. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk menjelaskan hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan PT. X di Pasuruan. Data kinerja diperoleh dari penilaian kinerja yang dilakukan oleh pihak PT. X, sedangkan data kepuasan kerja diperoleh menggunakan angket tertutup. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi non-parametrik yaitu korelasi Spearman’s, distribusi frekuensi, dan tabulasi silang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara kepuasan kerja dan kinerja karyawan bagian produksi di PT. X (r = 0,293; sig = 0,019). Aspek kepuasan kerja yang memiliki hubungan dengan kinerja karyawan adalah prestasi, pekerjaan itu sendiri, berkembang, kebijakan perusahaan, hubungan dengan supervisor, dan gaji. Saran bagi penelitian selanjutnya adalah sebaiknya menggunakan alat ukur berupa angket yang dibuat oleh peneliti sendiri untuk mencari data kinerja karyawan. Agar hasil yang didapatkan bisa terlihat dengan jelas apakah antara kinerja karyawan dengan kepuasan kerja memiliki hubungan ataukah tidak.
Analisis Konten Buku Teks IPA Terpadu Kelas VIII Semester 1 Ditinjau Dari Aspek Literasi Saintifik Risma, Mutia; Rahmayani, Rahmayani; Handayani, Fitria
JURNAL EKSAKTA PENDIDIKAN (JEP) Vol 3 No 2 (2019): JEP : Jurnal Eksakta Pendidikan
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.363 KB) | DOI: 10.24036/jep/vol3-iss2/396

Abstract

Science learning has an important role for students to understand natural phenomena with scientific methods. Science learning is taught in an integrated manner and contains literacy in it. Skills in literacy are needed to help students understand learning resources. One type of literacy is scientific literacy. Scientific literacy is the ability to understand or get involved with science issues and ideas around the environment. Scientific literacy consists of four aspects, namely 1) the scientific context, 2) the scientific process, 3) the scientific concept and 4) the scientific attitude. This research is a descriptive research that contains a description of the object under research. The object of this research is the integrated science textbook for grade VIII in junior high school. The instrument used in the form of a questionnaire assessment of integrated science textbooks related to scientific literacy aspects. The results showed that, among the five textbooks researched, the best book reviewed in terms of the scientific context and the scientific process was book D with grades of 78.6 and 78.1, respectively. In terms of scientific concepts, the best integrated science textbooks are books A and D with a value of 82.1. Meanwhile, the integrated science textbook that is good to use is seen from the aspect of scientific attitude is book E with a value of 75. After processing the data, it is found that the best book used to improve students' scientific literacy ability is book D with a value of 77.4.
KESADARAN AKAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO HIV/AIDS MENDORONG PSK UNTUK MELAKUKAN VCT Tyas, Nila Titis; Handayani, Fitria
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 11, No 1 (2019): Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan
Publisher : Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

VCT merupakan suatu pembinaan dua arah atau dialog yang berlangsung tak terputus antara konselor dan kliennya dengan tujuan untuk mencegah penularan HIV, memberi dukungan moral, informasi, serta dukungan lainnya kepada ODHA, keluarga, dan lingkungannya. Salah satu tujuan utama konseling HIV/AIDS dalam proses VCT adalah mencegah penularan HIV dengan cara mengubah perilaku. Pelayanan klinik VCT bagi para PSK yang meliputi screening berkala yang dikombinasikan dengan tambahan informasi mengenai cara pencegahan IMS dilaporkan telah meningkatkan penggunaan kondom dan mengurangi prevalensi IMS dan HIV di antara para PSK. Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 7 PSK yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling di Lokalisasi Dukuh Sukosari RT 06 RW VI Kelurahan Berokan, Kabupaten Semarang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Analisa data yang digunakan adalah content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para PSK memutuskan untuk menjalani VCT karena menyadari akan faktor-faktor risiko pekerjaan yang mereka jalani. Kesimpulan penelitian ini adalah VCT dianggap sangat bermanfaat bagi PSK dan mampu mengubah paradigma PSK akan kesehatan serta mampu meningkatkan kewaspadaan dan proteksi diri PSK akan faktor-faktor risiko yang ada. Pemerintah dan LSM terkait hendaknya turut memfasilitasi para PSK untuk mempertahankan perilaku hidup bersih sehat setelah melakukan VCT dengan screening berkelanjutan.
Assessment Of Afasia in Stroke Patients: Case Study Febryanto, Dwi; Retnaningsih; Handayani, Fitria
Journal Of Nursing Practice Vol. 3 No. 2 (2020): Journal Of Nursing Practice
Publisher : Institut Ilmu Kesehatan STRADA Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30994/jnp.v3i2.88

Abstract

Introduction: Aphasia is understood as difficulty in understanding or producing language caused by disorders involving the brain hemispheres. Early assessment of aphasia is very important to prevent the emergence of telegraphic speech styles, improve welfare, independence, social participation, quality of life, reduce length of stay and care costs, but there is little literature on this subject, especially in stroke patients. Purpose: This study is to provide an overview of the assessment of aphasia in stroke patients. Methods: The design of a case study involving 6 participants and data collection was carried out by conducting an assessment using the Language Aphasia Screening Test (LAST) instrument which was monitored for 3 days, including monitoring errors for naming images, monitoring mismatches repeating words and sentences, monitoring spontaneous pronunciation, monitoring image comprehension, monitoring comprehension of verbal instructions.Results: A total of 6 ischemic stroke patients were found wrong in repeating words and sentences. Conclusion: In aphasic stroke patients all language modalities are impaired, ranging from spontaneous speech, repetition, naming, language comprehension, reading and writing
The Effect of “SELF-HELP Packages” on Post Stroke Depression among Ischemic Stroke Survivors Handayani, Fitria; Setyowati, Setyowati; Pudjonarko, Dwi; Sawitri, Dian Ratna
Nurse Media Journal of Nursing Vol 10, No 3 (2020): (December 2020)
Publisher : Department of Nursing, Faculty of Medicine, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nmjn.v10i3.31014

Abstract

Background: There are several factors that contribute to Post Stroke Depression (PSD). Since a single intervention is proven ineffective to deal with PSD, an intervention which includes biological, psychological, social, and spiritual aspects (“SELF-HELP Packages”), therefore, needs to be established.Purpose: The purpose of the study was to investigate the effect of “SELF HELP Packages” intervention on PSD among ischemic stroke survivors after three months from onset and its effect after confounding variables were controlled.Methods: This study was a pre and post quasi-experiment with a control group involving 34 ischemic stroke survivors each group. The inclusion criteria were survivors after three months from ischemic stroke, no aphasia, having a good hearing, and having Mini Mental Status Examination (MMSE) score of ≥ 22. GRID-HAMD 17, Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Barthel-Index were used to measure PSD, social support, and functional status respectively. “SELF-HELP Packages” intervention was delivered in three sessions, namely information delivery, discussion and activity. Statistical analyses were conducted using McNemar test, Chi-square and logistic regression.Results: The result showed that “SELF-HELP Packages” considerably decreased PSD in the intervention group (p=0.004). There were also significant differences in PSD after the intervention between two groups (p=0.008). Logistic regression showed that ‘SELF-HELP Package” had no effect on PSD when other confounding variables were controlled (p=0.075, OR=0.288, 95% CI 0.073 – 1.135).Conclusion: SELF-HELP Packages” should be applied in providing the nursing intervention among stroke ischemic survivors in clinical setting. A longer period of time for the intervention is also recommended for the next study in order to obtain a more robust result.   
PREDICTION STUDY OF FACTORS INFLUENCING PAIN COPING STRATEGIES OF PATIENTS WITH CERVICAL CANCER Muchlisin, Muchlisin; Handayani, Fitria; Kusumaningrum, Niken Safitri Dyan
Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta Vol 8 No 2 (2021): MAY 2021
Publisher : Universitas Respati Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35842/jkry.v8i2.593

Abstract

Pain is an issue often experienced by cervical cancer patients. Some coping strategies to manage this issue have been conducted by patients. However, its success is influenced by some factors. This study aimed to predict factors influencing coping strategy of pain among cervical cancer patients. The Method is a correlational analytic study had involved cervical cancer patients staged 2 and 3 aged 25 – 65 years old with pain and chemotherapy. The Coping Strategies Questionnaire (CSQ) was used to assess coping strategy describing patient’s thought and feeling associated with pain. Multivariate regression analysis was used to analyse data. The result is Out of 92 respondents, 50% were categorised as late adulthood and 59.8% experience mild pain. Result showed that coping strategy is associated with education, age, marital state, leucocyte and pain scale (p value < 0.05). However, occupation, income, chemotherapy cycle, chemotherapy effects, haemoglobin, thrombocyte, urea and creatinine are not significantly related to coping strategy. Besides, multivariate regression analysis shows that the most influencing factor toward coping strategy is the variable of age. Age is the most influencing factor toward individual’s coping. For that reason, strengthening coping strategy of cervical cancer patients needs to maintain age factor. Keywords: Cervical Cancer; Pain Coping; Coping Strategy
Respiratory Muscle Training Terhadap Kekuatan Otot Pernapasan Pada Rehabilitasi Paca Stroke Jerau, Emiliani Elsi; Sujianto, Untung; Handayani, Fitria
Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Vol 11 No 1 (2023): Dunia Keperawatan: Jurnal Keperawatan dan Kesehatan
Publisher : School of Nursing, Faculty of Medicine and Health Science, Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jdk.v11i1.60

Abstract

Fungsi pernapasan yang menurun dapat membatasi aktivitas dan meningkatkan risiko komplikasi pernapasan. Gangguan otot pernapasan merupakan masalah umum dan serius yang mempengaruhi pemulihan dan rehabilitasi. Penanganan yang tepat serta rehabilitasi yang cepat akan memberikan pemulihan yang optimal. Salah satu intervensi mengatasi gangguan otot pernapasan pada pasien stroke adalah Respiratory Muscle Training (RMT). Tujuan yaitu untuk membahas jenis-jenis RMT yang mempengaruhi kekuatan otot pernapasan pada rehabilitasi pasca stroke. Telaah literature menggunakan pendekatan scoping review dan metode pencarian artikel menggunakan database elektronik Science Direct, Scopus, Pubmed, dan google scholar dengan rentang tahun 2017 hingga 2022. Hasil review dari 6 artikel didapatkan bahwa jenis RMT yaitu Inspiratory Muscle Training (IMT) atau gabungan IMT dan EMT (Expiratory Muscle Training) mampu meningkatkan kekuatan otot pernapasan namun karena otot inspirasi maupun ekspirasi penting untuk fungsi pernapasan yang efektif sehingga latihan gabungan IMT dan EMT lebih efektif daripada hanya melakukan latihan IMT saja. Kesimpulan: RMT terbukti efektif dalam meningkatkan kekuatan otot pernapasan pasien stroke dan dapat direkomendasikan pada rehabilitasi pasca stroke.
Faktor Keberhasilan Penanggulangan Tuberculosis Dengan Strategi Dots (Directly Observed Treatment Shortcourse) Ayu Wulansari, Destia; Erawati, Meira; Handayani, Fitria
Health Information : Jurnal Penelitian Content Digitized
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kendari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Artikel penelitian ini membahas faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan pengendalian tuberkulosis (TB) menggunakan strategi DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse). Penulis menyoroti pentingnya kepatuhan, motivasi, ketersediaan obat anti-TB, dan keberadaan pengawasan obat dalam mencapai keberhasilan pengobatan TB. Studi ini menyimpulkan bahwa strategi DOTS efektif dalam pengendalian TB, dan faktor-faktor seperti kepatuhan pasien, motivasi, ketersediaan obat, dan pengawasan obat memainkan peran penting dalam keberhasilan pengobatan. Selain itu, artikel ini juga membahas hasil pengobatan pasien tuberkulosis di Jeddah, Arab Saudi, dengan membandingkan pendekatan pengawasan langsung melalui layanan komunitas mobile dengan pendekatan standar berbasis fasilitas. Artikel ini juga mencakup referensi terhadap penelitian lain tentang hasil pengobatan tuberkulosis di berbagai wilayah.Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa strategi DOTS yang melibatkan pengawasan langsung terhadap pasien memiliki dampak positif dalam meningkatkan kepatuhan pasien dan hasil pengobatan TB. Pendekatan melalui layanan komunitas mobile juga terbukti efektif dalam mencapai pasien yang sulit dijangkau dan meningkatkan tingkat keberhasilan pengobatan. Hasil penelitian ini memberikan wawasan penting bagi para praktisi kesehatan dalam merancang strategi pengendalian TB yang efektif. Faktor-faktor seperti kepatuhan pasien, motivasi, ketersediaan obat, dan pengawasan obat harus diperhatikan dalam upaya meningkatkan hasil pengobatan TB. Selain itu, pendekatan melalui layanan komunitas mobile dapat menjadi alternatif yang efektif dalam mencapai populasi yang sulit dijangkau dan meningkatkan keberhasilan pengobatan TB di berbagai wilayah.
Overview of Psychiatric Emergencies in Primary Health Care Centers Pragholapati, Andria; Fitrikasari, Alifiati; Handayani, Fitria
Proceedings of the International Conference on Nursing and Health Sciences Vol 5 No 1 (2024): January-June 2024
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/picnhs.v5i1.2784

Abstract

This research aims to provide an overview of psychiatric emergencies in Primary Health Care Centers (Puskesmas), focusing on the identification of psychiatric emergency cases, initial interventions provided by healthcare professionals at Puskesmas, and the collaboration between Puskesmas and the nearest hospital's psychiatric unit. The research utilized a descriptive approach, collecting data through interviews with healthcare personnel at Puskesmas, direct observations, and analysis of medical records. Results of the research reveal that psychiatric emergencies at Puskesmas encompass various conditions such as acute mental disorders, severe anxiety, and the risk of harmful behaviors. Initial interventions by healthcare professionals at Puskesmas include clinical evaluations, temporary medical interventions, and referrals to the hospital's psychiatric unit if necessary. Collaboration between Puskesmas and the nearest hospital's psychiatric unit was found to be crucial in ensuring the smooth referral process and effective management of psychiatric emergency cases. These findings offer a comprehensive insight into the challenges and opportunities faced in dealing with psychiatric emergencies at the primary care level. The implications of this research can serve as a foundation for enhancing the availability of human resources, facilities, and coordination between Puskesmas and hospital psychiatric units to improve the quality of services for individuals experiencing psychiatric emergencies at the primary care level.