Pemberdayaan masyarakat melalui UMKM saat ini adalah tema sentral yang sering diangkat kepermukaan oleh beberapa peneliti dan juga menjadi perhatian utama bagi pemerintah khususnya oleh Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah. Data yang dilansir oleh Dinas Koperasi dan UMKM pada tahun 2022, mencapai lebih dari Rp 75 Trilyun atau sekitar 55% dari PDRB Sulawesi tenggara yang mencapai Rp 158,76 Trilyun. Disamping itu 54,34 % industry di Sulawesi tenggara juga berasal dari UMKM yang mampu menampung 98 % tenaga kerja (Bappeda sultra, 2021) Tahun 2023 ini pemerintah sedang menggalakkan OVOP (One Village One Product). Ini adalah cara pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah produk unggulan yang berasal dari daerah. Desa masalili merupakan daerah kecil di Kabupaten Muna yang merupakan penghasil sarung tenun ATBM. Kelompok pengrajin perempuan penenun sarung ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) merupakan sebagian kecil dari kelompok perempuan yang berkiprah dalam usaha kecil kerajinan tangan yang murni mengandalkan tenaga manusia. Saat ini produk kain tenun pabrikan yang banyak muncul di pasaran tentu saja sangat mengkhawatirkan dan mengancam keberlangsungan usaha mereka kedepannya. Harga untuk sarung pabrik yang lebih murah dan desain yang bervariatif akan membuat sarung tenun ATBM menjadi kalah jauh. Disinilah perlunya peranan berbagai pihak untuk tetap melestarikan usaha tenun tangan yang telah berjalan bertahun-tahun ini agar jangan sampai punah. Pada program ini kelompok pengrajin perempuan penenun akan dilatih mengenai desain produk sarung tenun sehingga lebih bervariasi, pengolahan kain sarung tenun menjadi bentuk lain seperti tas, mukena dan baju sehingga lebih bernilai jual dan juga pengemasan dan pemberian nama produk. Pemasaran juga tidak lagi dilakukan secara konvensional sehingga produk sarung tenun ATBM ini dapat dipasarkan lebih luas lagi
Copyrights © 2023