Indonesia menduduki peringkat kedua tertinggi dengan jumlah suspek sebesar 854.000 (8,5% dari jumlah dunia). Dari 854.000 pasien TB di Indonesia masih ada 47% yang belum terlapor. Menurut laporan akuntabilitas Kemenkes RI, 2020, belum semua suspek TB baru berhasil ditemukan dan dijangkau, investigasi kontak belum maksimal. Pencegahan TB belum terlaksana dengan maksimal. Data daripemegang program TB puskesmas Panjang, Kelurahan Panjang Selatan tahun 2020, ditemukan 32 suspek TB. Masalah dalam pengabmas ini adalah jumlah temuan suspek TB belum mencapai target, hanya satu orang kader TB aktif, belum terbentuk kelompok kader TB, belum pernah dilakukan pelatihan tentangpenyakit Tuberkulosis bagi kader TB, belum pernah dilakukan pendampingan kader TB dalam edukasi keluarga penderita TB, cara mengeluarkan sputum dengan benar. Tujuan pengabmas adalah memperoleh kelompok kader TB, memberikan pelatihan, praktik cara mengeluarkan dahak, melakukan pendampingan kader TB penyuluhan, penemuan suspek TB. Metode yang digunakan yaitu perekrutan kader TB, pelatihankader TB, pendampingan penyuluhan Kader TB, dan penemuan suspek TB oleh kader TB. Hasil dan kesimpulan kegiatan pengabmas adalah diperoleh kelompok masyarakat kader TB aktif jumlah 10 orang, tingkat pengetahuan kader TB pre-test 30% kriteria kurang, 70% kriteria cukup, post-test 100 % kriteria baik. Tahun 2022, terbentuknya kelompok kader TB di Kelurahan Panjang Selatan meningkatkan jumlah temuan suspek TB, terjadi peningkatan sebesar 31%, dibandingkan tahun 2021. Kelompok kader TB disarankan untuk diusulkan menjadi kader TB aktif oleh SSR Inisiatif Lampung Sehat.
Copyrights © 2023