Sambal tuk tuk adalah sambal tradisional khas Suku Batak yang berasal dari Tapanuli, Sumatera Utara. Proses pembuatan sambal tuk tuk yang tergolong sangat singkat namun belum ada yang meneliti pengolahan lebih lanjut agar sambal dapat awet dengan umur simpan yang lebih lama. Dalam hal ini komersialisasi sambal tuk tuk sangat diperlukan untuk memperkenalkan sambal khas tersebut ke masyarkat luas. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui proses pengemasan sambal dengan optimasi waktu pasteurisasi terhadap kadar air, kadar pH, organoleptik dan masa simpan sambal tuk tuk. Metode yang digunakan yaitu metode eksperimental yang dilakukan di laboratorium dan dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 1 faktor yaitu variasi lama pasteurisasi (P1: 0 menit, P2: 10 menit, P3: 20 menit, P4: 30 menit dan P5: 40 menit). Data dianalisis menggunakan SPSS 25 dan untuk semua perlakuan yang berpengaruh diuji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test. Hasil yang diperoleh yaitu lama pasteurisasi tidak berpengaruh terhadap kadar air sambal tuk tuk dengan nilai rata-rata kadar air sambal antara 60,30-62,70%, warna (skoring), aroma (skoring) dan umur simpan. Perlakuan lama pasteurisasi berpengaruh terhadap kadar pH (nilai antara 5-6), uji organoleptik rasa (hedonik dan skoring), warna {skoring) dan aroma {skoring). Karakteristik sambal tuk-tuk yang di pasteurisasi memiliki warna merah kecokelatan, aroma khas sambal, umur simpan yang bervariasi antara 11-62 hari.
Copyrights © 2022