Kecakapan bahasa merupakan aspek pendukung pembelajaran. Kecapakan tersebut dapat ditinjau melalui proses morfologi sebagai proses pembentukan kata. Proses morfologi meliputi afiksasi, reduplikasi dan komposisi untuk membentuk sebuah kosakata. Afiksasi meninjau pembentukan kata melalui proses pengimbuhan, reduplikasi merupakan pembentukan kata melalui pengulangan kata yang dibentuk. Sedangkan komposisi adalah pembentukan kata yang tidak tercover oleh pembentukan kata melalui afiksasi dan reduplikasi, yakni dengan cara menggabungkan dua morfem atau lebih untuk membentuk kosakata baru. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses komposisi yang akan menghasilkan kata majemuk pada tuturan masyarakat Manduro. Target khusus yang ingin dicapai adalah diperoleh gambaran umum proses pembentukan kata pada tuturan masyarakat Manduro, yakni adanya kesamaan atau perbedaan dengan kosakata Bahasa Indonesia sebagai bahasa yang digunakan oleh masyarakat sekitarnya. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan instrument kunci adalah peneliti dibantu table identifikasi dan klasifikasi data penelitian. Teknik pengumpulan data melalui dokumentasi dan wawancara terstruktur. Teknik analisis menggunakan teknik analisis induktif yakni mereduksi data penelitian yang sesuai dengan focus penelitian dan menarik simpulan secara induktif, yakni mengambil kesimpulan secara umum dari data-data analisis yang bersifat khusus. Hasil penelitian pada Pengembangan komposisi nomina yang ditemukan berupa bentuk kategori nomina+nomina dan nomina adjektiva. Pada kategori lainnya, seperti nomina+verba, dan adverbia +nomina belum ditemukan dalam penelitian. Pada aspek semantik, komposisi nomina tuturan masyarakat manduro memiliki makna yang beragam. Hal ini menunjukkan bahwa kosakata bahasa manduro yang terdapat di Desa Manduro memiliki kekayaan kosakata, sehingga hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan menelaah aspek pengembangan dan semantik komposisi nomina
Copyrights © 2021