<![CDATA[Pelabuhan merupakan sektor vital dalam kehidupan sosial dan ekonomi Indonesia, terutama dalam konteks negara kepulauan. Dalam upaya pengembangan ekonomi, fokus pada sektor pengiriman barang dan jasa, termasuk kegiatan bongkar muat di pelabuhan, menjadi krusial. Namun, lingkungan kerja di pelabuhan membawa risiko kecelakaan kerja yang signifikan, terutama seiring dengan kemajuan teknologi dan meningkatnya ancaman terhadap keselamatan. Kecelakaan kerja, seperti yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priuk, dapat disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap K3 dan kondisi lingkungan yang tidak aman. Proses pelayanan sandar kapal melibatkan beberapa tahap, dengan kegiatan bongkar muat menjadi penyebab utama insiden kerja. Risiko kecelakaan di pelabuhan dapat muncul tanpa peringatan, dan kesadaran akan keselamatan kerja menjadi kunci. Undang-Undang Keselamatan Kerja No.1 Tahun 1970 menegaskan hak setiap tenaga kerja untuk mendapatkan perlindungan dan keselamatan di tempat kerja. Keselamatan kerja bukan hanya sebagai upaya pencegahan kecelakaan, tetapi juga sebagai kontribusi pada produktivitas nasional. Untuk mengatasi masalah ini, perlu dilakukan sosialisasi dan pengawasan ketat terhadap penggunaan alat keselamatan. Selain itu, pemeliharaan rutin pada peralatan bongkar muat menjadi kunci untuk mengurangi risiko kecelakaan. Kesimpulannya, kesadaran akan keselamatan kerja, pemahaman faktor risiko, dan implementasi tindakan preventif dapat membantu menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan produktif di pelabuhan.]]>
Copyrights © 2023
