Kesejahteraan Psikologis (Psychological Well Being) merupakan kondisi ketika individu mampu merasakan kebahagiaan, kepuasan hidup, serta memiliki tingkat stress yang rendah. Gratitude counseling merupakan salah satu pendekatan yang digunakan dalam konseling untuk meningkatkan emosi positif dan mengurangi perasaan tidak bahagia yang memberikan pengaruh terhadap sikap seseorang dalam menanggapi atau bereaksi terhadap sesuatu/ situasi tertentu. Spiritual teistik ialah pendekatan psikologis yang bertujuan untuk membantu individu mengeksplorasi dan memahami makna serta tujuan hidup melalui praktik-praktik keagamaan seperti berdoa, meditasi, dan lainnya. Gratitude counseling dan spiritual teistik yang digunakan sebagai upaya membantu wanita tuna susila meningkatkan kesejahteraan psikologisnya dilakukan dalam kegiatan kelompok dimana mereka diberikan ruang untuk mengidentifikasi dan meluapkan perasaan-perasaan negatif maupun positifnya serta saling memberikan dukungan psikologis satu sama lain. Sehingga, para wanita tuna susila memiliki tingkat kesejahteraan psikologis yang semakin baik, sehat secara fisik, jasmani, dan rohani, serta memiliki komitmen untuk tidak lagi menjadi residivis. Metode pelaksanaan dalam pengabdian ini dilakukan dalam beberapa tahapan yakni: 1) Tahap Persiapan 2) Tahap Pendekatan dan Identifikasi Masalah 3) Pelaksanaan Gratitude Counseling dan Spiritual Teistik (dalam bentuk Focus Group Discussion, katarsis menulis, serta aktivitas menyenangkan dan menarik) 4) Evaluasi dan Laporan Akhir.Setelah program Gratitude counseling dan spiritual teistik ini dilaksanakan, hasil yang dicapai dapat dilihat dari perubahan perilaku dan sikap mitra, dengan total 30 orang mitra. Pada aspek kesejahteraan psikologis mitra menunjukkan perubahan yang positif, dimana hasil postest menunjukkan 10 orang (33%) mitra memiliki tingkat well being tinggi dan 20 orang lainnya (66,7%) berada pada tingkat sedang. Selain itu, terdapat pula perubahan positif yang dilihat dari jawaban mitra berkaitan dengan aspek kemungkinan menjadi residivis, sebanyak 23 orang menjawab dengan tegas apa yang ingin mereka lakukan setelah selesai masa pembinaan, 7 orang mitra lainnya masih ragu, namun mereka tidak lagi memasukkan wanita tuna susila sebagai opsi pekerjaan yang akan mereka lakukan nantinya.
                        
                        
                        
                        
                            
                                Copyrights © 2023