IDEA: Jurnal Seni Pertunjukan
Vol 17, No 1 (2023): Vol 17, No 1 (2023)

Eksistensi Kesenian Tayub Sekar Taji Di Dusun Pundungsari, Desa Pundungsari, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul

Gesang rahayu dias (Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta)
Winarsi Lies Apriani (Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta)
Supriyanti Supriyanti (Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta)
Rina Martiara (Jurusan Seni Tari Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta)



Article Info

Publish Date
24 Jan 2023

Abstract

Perkembangan zaman yang semakin meningkat, secara tidak langsung akan mempengaruhi eksitensi kesenian tradisional salah satunya kesenian tayub. Banyaknya hiburan lain yang lebih menarik dapat mempengaruhi masyarakat untuk melupakan adanya kesenian tradisi yang seharusnya dilestarikan, karena merupakan warisan dari nenek moyang. Kesenian Tayub Sekar Taji merupakan kesenian tradisional yang selalu menjaga nilai leluhur dan fungsi utamanya. Untuk menjaga eksistensinya kesenian Tayub Sekar Taji membuat suatu perubahan yang menjadikan kesenian ini masih eksis eksistensinya. Sebenarnya tanpa adanya perubahan Kesenian Tayub Sekar Taji masih digemari oleh masyarakat dikarenakan dengan kebutuhan masyarakat Pundungsari sendiri yang sebagian besar masyarakatnya berprofesi sebagai petani, namun dengan adanya perubahan dapat bersaing dengan kesenian lainya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan eksistensi kesenian Tayub Sekar Taji di Dusun Pundungsari, Desa Pundungsari, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan teori eksistensi yakni eksistensi estetis, etis, dan religius dari Soren Kierkegard. Untuk memperdalam eksistensi kesenian tayub maka dipinjam konsep teori sosiologi.Kesenian Tayub Sekar Taji merupakan salah satu kesenian tayub yang ada di Dusun Pundungsari, Desa Pundungsari, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul. Tayub merupakan salah satu ritual upacara kesuburan yang biasa dilakukan oleh masyarakat Gunungkidul. Adanya perkembangan zaman yang semakin meningkat di masa kini membuat para masyarakat khususnya kaum pemuda tidak lagi tertarik dengan kesenian tradisional seperti tayub, maka dari itu kesenian Tayub Sekar Taji masih tetap eksis dan memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting bagi masyarakat. The Existence of Tayub Sekar Taji Art In Pundungsari Village, Pundungsari Village, Kapanewon Semin, Gunungkidul District The increasing development of the times will indirectly affect the existence of traditional arts, one of which is tayub art. The number of other entertainment that is more interesting can influence the public to forget that there are traditional arts that should be preserved, because they are inherited from their ancestors. Tayub Sekar Taji art is a traditional art that always maintains its ancestral values and its main function. To maintain its existence, the art of Tayub Sekar Taji made a change which made this art still exist. Actually, without any changes, Tayub Sekar Taji art is still popular with the community due to the needs of the Pundungsari people themselves, where most of the people work as farmers, but with the changes they can compete with other arts. This study aims to describe the existence of the Tayub Sekar Taji art in Pundungsari Hamlet, Pundungsari Village, Kapanewon Semin, Gunungkidul Regency. The method used in this research is qualitative method. The approach used is the theory of existence, namely the aesthetic, ethical, and religious existence of Soren Kierkegard. To deepen the existence of tayub art, the concept of sociological theory is borrowed. Tayub Sekar Taji art is one of the tayub arts in Pundungsari Hamlet, Pundungsari Village, Kapanewon Semin, Gunungkidul Regency. Tayub is one of the fertility rituals that is usually performed by the people of Gunungkidul. The development of the times that is increasing nowadays has made the community, especially the youth, no longer interested in traditional arts such as tayub.

Copyrights © 2023






Journal Info

Abbrev

IDEA

Publisher

Subject

Arts Humanities Education Other

Description

IDEA draws its contributions from academics and practitioner-researchers at the interface of the performing arts. It acts as a forum for critical study, innovative practice, and creative pedagogy, addressing themes that may be domain-specific (e.g., dance, music, theatre, puppets, karawitan, ...