Maraknya informasi di media sosial di era digital seakan menggeser posisi media mainstream. Beriringan dengan itu, berita hoaks tak terbendung lagi. Beberapa konten tayangan televisi dianggap kalah cepat dengan media sosial. Hal ini yang kemudian membuat redaksi pemberitaan kekurangan informasi. Beberapa narasumber memilih untuk menggunakan media sosial peribadinya sebagai media klarifikasi. Redaksi Insert Trans TV dengan narasumber utama selebritis menghadapi dilema tersebut. Hingga akhirnya tim redaksi mengambil konten klarifikasi selebritis di channel media sosial. Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana etika redaksi Insert dalam memanfaatkan berita di media digital. Penelitian ini menggunakan tiga dimensi etika komunikasi yaitu dimensi aksi, dimensi moral dan dimensi tujuan. Metode penelitiannya kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data didapat dari wawancara mendalam serta observasi. Hasil penelitian ditemukan bahwa konten selebritis yang ditayangkan di Trans TV beberapa diambil dari media digital seperti YouTube dan Instagram narasumber. Hal ini untuk tetap memenuhi standar penyiaran Indonesia. Redaksi Insert tetap menerapkan kode etik jurnalistik dalam peliputan dan penulisan naskahnya. Konten tayangan adalah hasil dari komodifikasi virtual dimana redaksi menambahkan narasi, voice over, gambar-gambar pendukung hingga backsound musik yang sudah menerapkan etika penyiaran. Hingga tayangan Insert memiliki konten sendiri dengan menambahkan narasumber lain jadi tayangannya tetap memiliki dua sisi atau cover both side bahkan menjadi program mengklarifikasi berita hoaks di media digital.
Copyrights © 2024