Saat ini daerah Sulawesi Utara berkembang dengancepat. Perkembangan ini harus diiringi dengan penambahandaya listrik yang ada pada sistem Minahasa. Oleh karena itudibangun beberapa pusat pembangkit tenaga listrik salahsatunya adalah PLTU 2 SULUT dengan kapasitas 2 x 25 MW.Agar supplai daya dari PLTU 2 SULUT tetap stabil, maka salahsatu yang harus diperhatikan adalah proteksi pada salurantransmisi. Saluran transmisi yang terhubung dengan PembangkitListrik Tenaga Uap (PLTU) 2 SULUT adalah Gardu Induk (GI)Lopana, kemudian dari Lopana terdapat beberapa cabang yaituGI Kawangkoan dan Gas Insulated Substation (GIS) Teling.Proteksi utama pada saluran transmisi adalah relaijarak. Agar tidak terjadi tumpang tindih (Overlapping) antarazona proteksi maka setting relai jarak perlu dikoordinasikandengan zona proteksi relai jarak yang lain. Zona 1 relai jarakpada PLTU adalah saluran transmisi antara GI PLTU dan GILopana, Zona 2 adalah saluran transmisi antara GI Lopana danGI Kawangkoaan, dan Zona 3 adalah GI Kawangkoan dan GIPembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Lahendong I &II. Sedangkan untuk GIS Teling Zona 1 adalah antara GISTeling dengan GI Lopana, Zona 2 adalah antara GI Lopana danGI PLTU.Dari hasil perhitungan setting relai jarak pada PLTUadalah sebagai berikut : Zona 1 = 2.984 Ã 79.3030 (Ohm), Zona2= 4.4220 Ã 79.30 (Ohm), Zona 3 = 8.041 Ã 74.302 (Ohm). untukzona 1 dan zona 2 sesuai dengan kondisi lapangan, sedangkanuntuk zona 3 tidak sama tapi perbedaannya hasil kecil.Sedangkan untuk GIS Teling diperoleh nilai setting sebagaiberikut : Zona = 7.209 Ã 74.621 (Ohm), Zona 2 = 9.562Ã 75.7740(Ohm) dan Zona 3 = 10.739 Ã 76.1620 (Ohm).
Copyrights © 2012