Latar Belakang: Akne vulgaris merupakan masalah kulit yang mendapat perhatian cukup besar pada usiaremaja. Sekitar 85% populasi individu yang mengalami akne vulgaris berusia antara 12-25 tahun. Beberapafaktor yang diduga menyebabkan akne antara lain genetik, hormon, stress, penggunaan kosmetik maupunmakanan. Indeks glikemik pada makanan diduga dapat mempengaruhi tingkat keparahan akne vulgaris.Hormon insulin dapat mendorong produksi sebum dan memicu akne, bakteri Propionibacterium acnesmudah tumbuh dan berkembang pada kulit dengan kadar sebum tinggi. Penelitian bertujuan untukmenganalisis hubungan indeks glikemik dan gambaran sebum dengan derajat keparahan akne vulgaris padamahasiswa kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang. Metode: Penelitianobservasional analitik pendekatan cross sectional teknik purposive sampling. Sampel merupakanmahasiswa kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang angkatan 2019. Pengambilan data dilakukandengan pengisian kuesioner, pemeriksaan ujud kelainan kulit (UKK) dan pemeriksaan GD2PP. Analisismenggunakan dengan uji chi square. Hasil: Analisis menunjukkan hubungan yang bermakna antara indeksglikemik dengan derajat keparahan akne (p=0,021) PR = 1,22 (95% CI = 1,02-1,45) dan nilai GD2PP >120mg/dL dengan derajat keparahan akne vulgaris (p=<0,001) PR 1,63 (95% CI = 1,06-2,50). Sementara itutidak ada hubungan antara gambaran sebum dengan derajat keparahan akne (p=0,567). Kesimpulan: Dapatdisimpulkan bahwa indeks glikemik dan nilai GD2PP berhubungan dengan derajat keparahan akne vulgaris pada mahasiswa kedokteran, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Semarang, sedangkangambaran sebum tidak hubungan dengan derajat keparahan akne vulgaris.Kata Kunci: akne vulgaris, indeks glikemik, gambaran sebum, GD2PP.
Copyrights © 2023