Penelitian ini bertujuan untuk mengkonstruksi keberlangsunganĀ kehidupan sosio-religius-kultural masyarakat kampung adat Dukuh. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi social. Pengumpulan data dilakukan melalui data-data sejarah, catatan etnografi, wawancara dengan tokoh masyarakat, pemimpin agama, dan individu yang memiliki pengetahuan tentang sejarah agama di Kampung Dukuh. Kawasan ini merupakan kampung adat yang kental akan nilai Islami, suasana alami dan tradisional yang dilandasi budaya religious yang kuat. Masyarakat Kampung Dukuh seluruhnya menganut ajaran agama Islam. Mereka merupakan masyarakat yang taat dalam menjalankan ibadah. Pantangan antara perempuan dan laki-laki yang bukan mahromnya harus menjaga hijab. Dalam melaksanakan peribadatan, warga memiliki keunikan tersendiri. Tatkala tiba waktu salat, maka tak akan terdengar suara adzan yang memakai pengeras suara. Yang terdengan hanya tabuhan bedug besar sebagai tanda panggilan kepada seluruh warga kampong. Cara tradisional lewat pukulan bedug ini menjadi beberapa kode. Pukulan pertama bedug ditabuh satu kali menandakan seluruh warga siap-siap datang ke masjid. Pukulan kedua, bedug ditabuh dua kali menandakan jamaah yang telah berada di masjid untuk melakukan salat sunnah. Pukulan ketiga, bedug ditabuh tiga kali menandakan siap untuk salah berjamaah. Masyarakat Kampung Dukuh mempunyai pandangan hidup yang berdasarkan pada sufisme pada mazhab Imam Syafii. Bentuk nyata dari prinsip kehidupan sufi ini diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk rumah yang sederhana dan hampir seragam diyakini dapat menghindari sifat iri hati, dengki, dan riya, dengan kesederhanaanĀ kehidupan menjadi harmonis, damai dan tenang. Masyarakat Kampung Dukuh sangat mempercayai akan karomahnya para auliya atau kekasih Allah terbukti dengan selalu melaksanakan ritual-ritual dan aturan-aturan adat yang ada di Kampung adat Dukuh.
Copyrights © 2024