ABSTRAKDemam didefinisikan sebagai suhu maksimum untuk suhu tubuh, yaitu 36–37°C. Suhu ini dicapai saat fajar dengan badan yang turun seiring turunnya suhu tubuh sehingga timbul kemerahan pada permukaan kulit. Tanaman Melinjo mengandung senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai penghambat siklooksigenase. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental dengan menggunakan dosis ekstrak daun melinjo sekitar 100, 200, dan 300 mg, serta menggunakan mencit sebagai hewan uji. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis pemberian ekstrak etanol daun melinjo terhadap efektivitas antipiretik yang diinduksi pepton pada jantan putih. Hasil Penelitian didapatkan kontrol positif parasetamol terdapat penurunan suhu 0,6oC, dosis I ekstrak daun melinjo 100mg/KgBB terdapat penurunan suhu 0,2oC, dosis II ekstrak daun melinjo sebesar 200mg/KgBB terdapat penurunan suhu 0,4oC, dosis III ekstrak daun melinjo sebesar 300mg/KgBB terdapat penurunan suhu 0,6oC, hasil penurunan suhu kontrol positif setara dengan dosis III yaitu 0,6oC, dilanjutkan dengan uji ANOVA yang memperoleh besaran nilai signifikasi 0,05 yaitu nilai sig. 0,024. Kesimpulan, ekstrak etanol daun melinjo dapat berfungsi sebagai antipiretik pada kasus mencit putih jantan yang diobati dengan pepton; dosis paling efektif adalah 300 mg, yang dapat mengurangi infeksi saluran kemih pada tingkat yang kira-kira sama dengan parasetamol. Kata Kunci: Antipiretik, Ekstrak Etanol Daun Melinjo, Mencit Putih Jantan, Pepton.
Copyrights © 2023